Tertarik dengan alam? Suka jalan-jalan menelusuri hutan? Swedia adalah tempat yang tepat! Di Swedia, setiap orang bebas mengunjungi tempat wisata alam tanpa harus mengajukan izin terlebih dahulu. Bahkan, kita dapat berkemah selama 24 jam di titik-titik berkemah yang sudah disediakan.
Setelah menjalani perkuliahan selama sebulan lebih, saya dan beberapa teman di kelas sepakat untuk berkemah bersama. Tempat tujuan kami ialah Taman Nasional Tyresta, yang berlokasi di area Vendelsӧ – bagian selatan Swedia. Berikut cerita perjalanan kami di Taman Nasional Tyresta:
10:00 – 12:00
Kami memulai perjalanan dari Flogsta, salah satu tempat tinggal mahasiswa yang cukup populer di Uppsala. Waktu tempuh ke tempat tujuan dengan mengendarai mobil sebenarnya hanya satu setengah jam, akan tetapi kami sempat berhenti di supermarket Willy’s untuk berbelanja bahan makanan.
12:00 – 14:00
Sekitar jam 12 siang, saya dan teman-teman rombongan dari Flogsta telah tiba di Taman Nasional Tyresta. Sambil menunggu rombongan lain tiba, kami memutuskan untuk makan siang dan mengunjungi Naturum National Park’s house. Di dalam Naturum, terdapat berbagai informasi terkait jalur pendakian dan beragam jenis hewan dan tanaman yang hidup di kawasan Tyresta. Menariknya, tidak ada satupun hewan ataupun tanaman hidup yang diawetkan dan dipajang di Naturum. Informasi ditampilkan melalui gambar, suara, dan juga peta 3 dimensi.
14:00 – 15:30
Setelah rombongan lain tiba, kami sempat berdiskusi terkait banyaknya mobil yang sedang diparkir di depan Naturum – yang artinya banyak orang yang masuk Taman Nasional Tyresta melalui Naturum. Akhirnya, kami memutuskan untuk pindah ke titik berkemah lain di dalam kawasan Taman Nasional Tyresta, yaitu danau Stensjön. Keputusan yang sangat tepat karena kami dapat mendirikan kemah di pinggir danau; dimana terdapat fasilitas toilet, tempat sampah, air bersih, potongan kayu untuk api unggun, dan tungku perapian.
15:30 – 18:00
Setelah mendirikan tenda dan merapikan barang bawaan, kami memutuskan untuk melakukan pendakian mengitari danau Stensjön. Sebagian besar jalur merupakan bukit dan tebing, dengan beberapa jalur memiliki kemiringan nyaris 90 derajat. Meski demikian, pemandangan yang indah dan banyaknya papan petunjuk jalur membuat pendakian ini sangat menyenangkan.
18:00- 02:00
Saat kami kembali ke tenda, kami beristirahat sambil berlatih keseimbangan dengan zip line. Kemudian kami menyiapkan api unggun untuk memasak makan malam. Seiring larutnya malam, kami bernyanyi dan menari bersama. Setiap orang mendapatkan giliran untuk memperkenalkan lagu kesukaan ataupun lagu khas negara asal masing-masing. Di saat giliran saya, saya memilih lagu “Begadang” dari Rhoma Irama, “Iwak Peyek” dari Trio Macan, dan “Welcome to My Paradise” dari Steven & Coconuttreez. Ternyata teman-teman saya sangat menikmati lagu dangdut dan menyukai tarian dengan menggerakkan ibu jari ala dangdutan. Ditemani cahaya bulan, kami pun akhirnya kembali ke tenda dan tidur.
09:00 – 11:00
Esok paginya, matahari yang bersinar cerah membangunkan kami. Ketika membuka pintu tenda dan menyaksikan pemandangan danau persis di depan tenda, kami saling tersenyum dan bersyukur memilih titik kemah ini. Kami pun kembali menyalakan api unggun dan memasak sarapan – yang bisa dibilang sebagai makan siang juga.
11:00 – 13:00
Sayangnya sekitar pukul 11 siang, hujan tiba-tiba turun. Kami pun segera berkemas dan membongkar tenda. Perjalanan ditutup dengan saling bahu membahu untuk membawa barang bawaan kami ke parkiran mobil. Kami pun pulang ke rumah masing-masing dengan pikiran fresh dan hati yang bahagia,setelah menghabiskan 23 jam di Taman Nasional Tyresta.
Di sela-sela waktu hektiknya dunia perkuliahan, tidak ada salahnya menikmati alam Swedia nan indah. Dijamin, pemandangan yang memukau sedikit banyak dapat mengurangi beban perkuliahan dan menjadikan kita semakin mengagumi pencipta semesta 🙂
Caroline Budiwarman
Master’s in Environmental Communication and Management (first year)
Sveriges Lantbruksuniverstitet (SLU) Uppsala
Editor: Ria Ratna Sari