Dewasa ini, dengan meningkatnya kompleksitas permasalahan yang membutuhkan banyak perspektif, studi multidisipliner atau interdisipliner mungkin bisa menjadi jawaban untuk mencari solusi yang bersifat keberlanjutan.
Bagi mereka yang studi politik, sejarah, hukum, ekonomi ataupun psikologi, mengambil studi lanjutan yang sama sekali berbeda, namun masih dalam ruang lingkup ilmu sosial-ekonomi mungkin termasuk yang biasa saja.
Tapi bagaimana jika kamu adalah mahasiswa biologi, lalu harus berkutat dengan teori-teori sosial?
Kali ini, Citamia, anggota divisi media PPI Swedia, berkesempatan untuk mewawancarai Zahra tentang pengalamannya belajar dalam ruang lingkup dispilin pengetahuan yang berbeda.
Zahra adalah mahasiswi jurusan International Master’s Programme in Environmental Studies and Sustainability Science, di Universitas Lund.
Yuk simak wawancara dengan Zahra!
- Bisa kamu ceritakan bagaimana awal kamu memilih untuk S2 di Swedia?
Ketika saya berada di tahun terakhir masa studi S1, saya melakukan riset di bidang mikrobiologi lingkungan, saya tertarik dengan isu lingkungan sejak itu. Lalu saya berdiskusi dengan dosen pembimbing skripsi saya mengenai rencana saya untuk studi magister.
Swedia adalah rekomendasi dari supervisor saya sebab ilmu lingkungan di Swedia adalah salah satu yang terbaik di Eropa. Swedia juga dikenal dengan penyedia kualitas pendidik yang terbaik di Eropa.
- Bagaimana akhirnya Kamu memutuskan untuk mengambil jurusan Lund University International Master’s Programme in Environmental Studies and Sustainability Sience (LUMES)?
Saya banyak berdiskusi dengan mahasiswa Magister ilmu lingkungan Universitas Padjajaran (Unpad). Selain itu, saya beberapa kali mengikuti seminar bertemakan lingkungan di Indonesia. Dari berbagai informasi yang saya dapat, saya merasa ilmu lingkungan sangat erat kaitannya dengan sustainability. Kebetulan Lund University memiliki program master yang sesuai dengan minat saya, yaitu Lund University International Master’s Programme in Environmental Studies and Sustainability Science (LUMES).
- Apakah jurusan tersebut sejalan dengan yang kamu dapat di sekolah jenjang S1?
Tidak! Saya pikir pada awalnya saya juga akan banyak belajar ekologi seperti ketika saya belajar S1 di jurusan Biologi. Namun, setelah enam bulan saya belajar di LUMES, ekspektasi saya tidak terbukti.
Saya belajar ekologi selama 2 bulan di awal semester dan kemudian dilanjutkan dengan social science…. Hingga Sekarang…
- Lalu bagaimana kamu merespons hal tersebut?
Tentu ilmu sosial itu sulit, karena saya tidak pernah belajar tentang ilmu itu. Tapi, kemudian saya menyadari bahwa ilmu sosial merupakan bagian yang sangat penting di dalam sustainability.
Jadi, saya berusaha mempelajari, membaca, berdiskusi, dan lebih menggali ilmu sosial terutama sosiologi. Saya mengurangi waktu tidur saya agar dapat membaca lebih banyak, atau pada saat senggang saya menghadiri studium generale yang berhubungan dengan topik kuliah saya.
- Major kamu termasuk dalam kategori interdisipliner, adakah hambatan dan tantangannya? Atau justru sangat fun?
Menurut saya bidang interdisipliner sangat menarik dan menantang. Ketika oranglain mendalami ilmu yang mereka geluti, saya memperluas ilmu yang saya ketahui. Mengenal interelasi dari satu teori ilmu dengan ilmu lain, melihat suatu permasalahan dari beragam paradigma.
- Apa saja hal baru di major kamu yang kamu pelajari? Apakah substansi mata kuliah yang didapat menarik untuk kamu?
Mata kuliah yang telah saya pelajari adalah earth system science, Social Science, dan sustainability science. Ketiganya merupakan kuliah yang sangat penting bagi fondasi ilmu sustainability, karena mahasiswa diarahkan untuk dapat melihat permasalahan lingkungan dari aspek ilmu pengetahuan alam dan juga ilmu pengetahuan sosial. Selanjutnya mahasiswa diharapkan dapat melihat relasi antara dua ilmu tersebut.
- Bisa kamu kasih gambaran ke kita teori apa saja yang kamu pelajari di LUMES?
Saya belajar mulai hukum newton, Konservasi Energi, sampai Demokrasi Deliberatif.
- Demokrasi Deliberatif? Apa itu?
Hmm… Simple-nya Demokarsi Deliberatif itu memungkinkan masyarakat untuk menyelesaikan masalah dengan cara berkomunikasi dan berdialog secara aktif berdasarkan rasionalitas… We called it rational consensus.
Metode ini dipercaya menjadi salah satu cara terbaik dalam mempertimbangkan suatu kebijakan berdasarkan norma-norma yang mereka anut.
- Lalu adakah teori apa yang paling kamu suka?
Ah yang paling menarik itu justru alat yang digunakan dalam penyelesaian masalah.
Yang menarik adalah melihat suatu fenomena berdasarkan teori yang sudah ada lalu menggunakan berbagai macam pendekatan untuk mengelola, menyelesaikan masalah atau meminimalkan risiko.
- Baik Zahra, sekarang tentang hidup di Lund. Bagaimana kamu menyukai Lund? Dari mulai lingkungan belajar, teman, tempat tinggal, makanan, wisata, dan lain-lain.
Menurut saya Lund adalah kota yang kondusif untuk suasana belajar sebab jauh dari kesibukan kota. Saya merasa sangat nyaman dengan student flat tempat dimana saya tinggal karena dekat dengan gedung dimana saya belajar. Teman-teman international class saya bagai keluarga untuk saya. Sangat mengayomi dan peduli satu sama lain.
Saya menghawatirkan diskriminasi dan rasis, dan ternyata hal ini tidak saya temukan sama sekali di Lund! Mereka sangat menghargai agama, kepercayaan, dan bahkan preferensi makanan!
Tidak sulit mencari makanan halal di lund, tidak sulit meminta ruang sholat kepada koordinator jurusan. Saya hampir tidak merasa kesulitan tinggal di Lund sebagai muslim.
- Kegiatan kamu sehari-hari apa?
Kegiatan saya sehari hari, belajar-masak-makan-istirahat-repeat. hahaha
- Apa perbedaan tinggal di Lund dan di Bandung?
Perbedaannya, di Lund lebih tenang, lebih bersih dan secara sosial lebih merasa aman sebab minim kriminalitas. Bandung tentu merupakan kota kesayangan saya sebab saya bercita-cita kembali untuk memajukan Bandung.
- Apa pesan dan saran kamu untuk adik-adik atau teman-teman yang ingin melanjutkan S2 di Swedia?
Swedia memberikan kemudahan bagi siapa saja yang ingin menuntut ilmu di sini. Swedia menyediakan banyak sekali pilihan bidang studi dan juga beberapa pilihan beasiswa yang rutin diselenggarakan setiap tahunnya. saya yakin dengan persiapan maksimal proses untuk melanjutkan kuliah di Swedia akan lebih mudah.
Bagi kamu mempunyai minat yang sama dengan Zahra dan ingin bertanya-tanya langsung, kamu bisa kirim email ke: ess15mza@student.lu.se