Kalau belajar sustainable development di Uppsala University, tesisnya ngerjain apa, sih? Emang belajar apa aja di program sustainable development?
Sabar ya, dijawab satu-satu pertanyaan di atas. Sebelum menjawab pertanyaan pertama, baiknya kita bahas dulu pertanyaan kedua.
Apa yang dipelajari di program sustainable development?
Kalau di bahasa Indonesia jadinya pembangunan berkelanjutan, nah supaya kita (para manusia di seluruh dunia) bisa terus membangun peradaban tentunya kita memerlukan sumber daya. Mulai dari sumber daya manusia, sumber daya alam, informasi, ekonomi sampai ke teknologi. Semua hal ini saling berhubungan dan tercakup dalam Sustainable Development Goals yang dicetuskan oleh PBB tahun 2015.
Coba bayangkan seandainya sumber daya alam musnah, apakah manusia (sebagai salah satu makhluk hidup yang bergantung pada bumi) dapat melanjutkan hidupnya? Ketika kita memiliki sumber daya alam dan kekuatan ekonomi, namun tidak ada rasa percaya di antara umat manusia – apakah kualitas hidup kita akan menjadi lebih baik dari sekarang? Mungkin kalian banyak mendapatkan ide bahwa di masa depan kita bisa bertahan hidup berkat kemajuan teknologi. Wah, pasti pada nonton Star Trek, Minority Report, Avatar, WALL-E sampai Her. Bukan maksud untuk menentang sci-fi dan film dystopian, toh Sania suka nonton film, namun kalau tidak kritis maka dengan mudah kita terhasut untuk percaya bahwa permasalahan yang kita alami sekarang toh akan dipecahkan di masa depan. Kenapa harus menunda di hari esok hal yang bisa kita mulai ubah hari ini?
Di program S2 ini, banyak mendalami soal ideologi-ideologi yang pada akhirnya berujung kepada pemikiran pembangunan berkelanjutan. Sania merasa critical thinking, kemampuan berargumen serta menulis akademik banyak terasah selama studi di sini. Sementara di kelas banyak membahas teori, di luar kelas menjadi ladang untuk mempraktikan apa yang telah dipelajari di kelas. Mulai dari organisasi pelajar di Uppsala yang bergerak di bidang perubahan iklim, pertanian urban, sustainable fashion sampai bioteknologi. Selain menambah pengalaman juga teman untuk menunjang karir. Jadi apa hubungannya dengan tesis? Ada banget, karena Sania bisa dapat topik tesis melalui jaringan teman.
Proyek tesis bersama teman
Tesis ini dikerjakan sendiri namun proyek yang menjadi fokus studi adalah proyek yang sama. Oleh karena itu sekarang Sania tidak sendiri pergi ke lapangan untuk ambil data. Senang dong tidak kesepian, apalagi ambil data ini di negara baru yang belum pernah Sania kunjungi, di Kenya.
Belum banyak yang bisa Sania ceritakan soal tesis ini karena masih dalam proses. Namun tesis ini adalah sebuah cita-cita yang jadi nyata karena hal-hal di bawah ini:
- Berkenaan dengan desain produk untuk pembangunan pedesaan
- Jadi researcher
- Tinggal di tempat baru untuk keperluan pekerjaan
- Bisa pergi ke pantai supaya tidak stres saat menulis tesis
Tesis ini juga berkenaan dengan energi terbarukan, jadi terfokus kepada SDG #7 (Affordable and Clean Energy). Meski latar belakangnya masih terasa kurang dari sisi teknis, tapi ada supervisor banyak membantu untuk memberikan koneksi ke para ahli di bidang tersebut. Tesis untuk program sustainable development juga terasa seperti tidak ada batasan karena program ini bersifat interdisciplinary, yang penting sih harus tahu apa yang ingin kita lakukan dan siapa yang perlu dihubungi. Program advisor dan thesis course coordinator juga dapat membantu kita mengetahui ahli yang harus dihubungi. Sebelum course thesis dimulai, ada pelatihan (Introduction to Thesis course) dari fakultas. Jadi kita tetap dapat bimbingan dan kebebasan.
Sampai jumpa di serial tesis selanjutnya, bulan depan!
Oleh: Made Sania Saraswati - Uppsala Master Programme in Sustainable Development Uppsala University