Sebagian orang berpikir betapa mahalnya hidup di Swedia, terutama untuk pelajar-pelajar yang ingin mencari ilmu di Swedia. Ya wajar saja, Upah Minimum Regional (UMR) di Swedia sebesar SEK 26,000 atau setara dengan IDR 45,000,000, sangat jauh berbeda jika dibandingkan dengan UMR di Indonesia, misalnya di Jakarta yang hanya sekitar IDR 4,000,000. Sebelumnya, PPI Swedia telah memberikan informasi mengenai biaya hidup (di Perbandingan Biaya Hidup di Swedia) yang berkisar SEK 8,000 per bulan, sudah termasuk tempat tinggal dan kebutuhan sehari-hari, atau setara dengan IDR 13,400,000. Jika dijabarkan secara spesifik, tempat tinggal sendiri mengambil porsi terbesar setiap bulannya yaitu sekitar SEK 3,500-5,000 atau setara dengan IDR 5,000,000 – 8,300,000. Lalu benarkah harus semahal itu untuk bisa bertahan di Swedia?
Mendapatkan tempat tinggal di Swedia sangatlah sulit. Bahkan antriannya bisa sampai puluhan orang untuk satu apartemen yang bisa memakan waktu 1-2 tahun. Namun, umumnya pihak universitas menyediakan beberapa pilihan tempat tinggal satu kamar per orang dengan fasilitas beragam seharga SEK 3,500-5,000 per bulan. Jika ingin membawa keluarga dari Indonesia dan mencari apartemen sendiri yang lebih mengakomodir keleluasaan tempat tinggal tentu membutuhkan budget yang bisa jadi lebih besar daripada nilai tersebut. Sehingga dapat disimpulkan tempat tinggal atau housing merupakan pengeluaran yang tidak bisa diganggu gugat. Selain itu, ada transportasi publik atau bus, misalnya di kota saya berkuliah yaitu Uppsala, harganya SEK 560 atau setara dengan IDR 938,000 per bulan. Bus menjadi pilihan utama terutama di saat winter yang sangat dingin dan licin. Memang ada pilihan transportasi lain yaitu bersepeda, namun harus ekstra hati-hati untuk menggunakan sepeda pada saat winter karena tidak sedikit yang mengalami kecelakaan kecil saat bersepeda di licin dan dinginnya winter. Terakhir tetapi juga sangat penting adalah paket data agar tetap dapat terkoneksi di area tertentu yang tidak ter-cover wi-fi. Paket data yang sangat umum dipakai adalah paket dari salah satu operator di Swedia sebesar 5 GB per bulan ditambah bebas telepon dan sms di Swedia seharga SEK 145. Paket tersebut juga bisa untuk dipakai di seluruh Uni Eropa, jadi tidak perlu berfikir soal paket data jika ingin travelling ke negara Uni Eropa lainnya. Apabila tidak memiliki rencana untuk jalan-jalan dan hanya ingin digunakan di Swedia, maka bisa memilih paket data yang lebih murah dan sesuai kebutuhan. Dengan demikian, tempat tinggal, transportasi publik, dan paket data adalah pengeluaran yang saya kategorikan sebagai pengeluaran tetap.
Tips dan trik apa ya yang bisa dipakai supaya pengeluaran bulanan tidak membengkak? Tentu ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk menghemat pengeluaran. Hal pertama yang perlu dilakukan adalah membedakan kebutuhan dengan keinginan, seringkali kita tidak bisa membedakan apa yang benar-benar kita butuhkan dan apa yang kita inginkan. Apalagi anak muda yang lekat dengan gaya hidup ‘ngopi’ atau ‘fika’ dalam Bahasa Swedia, karena biaya makan di luar sekitar SEK 100 atau IDR 160,000 sekali makan. Menyiapkan makanan sendiri atau memasak merupakan salah satu solusi untuk bisa menahan pengeluaran di Swedia. Harga daging yang cukup murah dengan kisaran SEK 40 per kilogram (IDR 67,000), susu SEK 10 (IDR 16,000), roti SEK 25 (IDR 41,000), minuman bersoda SEK 20 per 3 liter (IDR 33,000), selai SEK 20 (IDR 33,000) dan beras SEK 40 (IDR 67,000) rasanya cukup untuk satu minggu dengan total pengeluaran SEK 155 atau setara dengan IDR 250,000. Ditambah dengan biaya untuk nongkrong sekali seminggu SEK 150, maka total bulanan diluar tempat tinggal/housing sebesar SEK 1,220 atau setara dengan IDR 2,050,000. Jika ditambahkan dengan biasa housing rata-rata sebesar SEK 4,200 atau setara IDR 7,050,000, juga bus dan paket data maka total pengeluarannya akan sebesar SEK 5,925 atau setara IDR 9,950,000.
Semuanya kembali ke gaya hidup masing-masing. Hidup di Swedia mungkin bisa jadi sangatlah mahal ataupun terjangkau. Akan lebih baik jika kita bisa menyesuaikan diri sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kita. Namun, tidaklah salah jika sesekali ingin memanjakan diri untuk menikmati Swedia yang juga terkenal dengan budaya nyantai dan ‘fika’nya. Spend your money wisely and enjoy Sweden!
Ronaldo Gustav Pangihutan Hasibuan
Master Student in Renewable Electricity Production
Uppsala University