Hejsan, sudah tidak terasa sebentar lagi akan memasuki musim gugur. Biasanya, tubuh mulai akan beradaptasi dengan kondisi suhu dingin Swedia. Disinilah biasanya teman – teman PPI akan merasakan beberapa gejala penyakit yang diakibatkan perubahan cuaca. Belum lagi untuk teman – teman PPI yang baru datang akan mulai beradaptasi dengan kehidupan perantauan secara mandiri di Swedia. Sebelum membahas mengenai penyakit, ada baiknya untuk membahas mengenai persiapan menghadapi kondisi suhu dingin dahulu. Maklum, suhu dingin di Swedia bisa mencapai 7 bulan sendiri, dari pertengahan musim gugur, musim dingin, sampai dengan awal musim semi. Sehingga, persiapan merupakan aspek yang penting supaya kita tetap bugar selama menghadapi musim dingin ini.
Persiapan Menghadapi Kondisi Suhu Dingin
Langkah pertama adalah menghentikan penyebaran kuman dan bakteri, tentu saja tindakan paling tepat dalam pencegahan ini adalah pola hidup bersih dan sehat, yaitu dengan sering – sering mencuci tangan dengan sabun. Apalagi setelah pandemi ini, cuci tangan adalah kebiasaan baru untuk kita semua. Stay at home when you are sick and prevent spreading to others. Lagi – lagi hal ini juga sudah mulai menjadi kebiasaan kita sekarang di era pandemi. Selanjutnya adalah, imunisasi/ pemberian vaksin influenza selagi bisa. Berbeda dengan Indonesia, vaksin influenza umum diberikan masyarakat Eropa. Karena di Indonesia merupakan negara tropis, maka tubuh kita selalu berada pada suhu yang hangat dan kita pun terbiasa dengan flora normal/ bakteri – bakteri di negara tropis. Berkebalikan dengan di sini, Swedia, masyarakatnya dihadapkan dengan suhu yang dingin yang mendorong penurunan sistem imun. Keep your place warm, hal ini penting sekali, kadang kala penghangat ruangan saja masih kurang, padahal anjuran suhu ruangan minimal adalah 21 derajat, Sehingga, penting untuk para pelajar untuk aware perihal temperatur ruangan. Pastikan membeli heater tambahan jika heater dari dormitory dirasa kurang. Terakhir adalah restock makanan, vitamin, dan obat – obatan selagi bisa. Hal ini penting supaya mencegah kita keluar terlalu sering dan siaga jikalau kondisi darurat datang.
Sebagai seorang dokter yang sedang mengambil Master di Swedia, acapkali beberapa teman PPI konsultasi ke saya mengenai gejala penyakit mereka yang muncul atau kambuh ketika di Swedia. Maklum, waktu tunggu berobat di Swedia lumayan lama dan sebisa mungkin lebih baik untuk diobati sendiri atau mencegah untuk tidak sakit. Berikut saya paparkan beberapa gejala / penyakit yang sering diderita teman – teman PPI di Swedia
- Faringitis Akut/ Kronis
Faringitis adalah nama lain dari radang tenggorokkan. Bisa bersifat akut (<14 hari atau waktu singkat) atau kronis (>14 hari atau kambuh – kambuhan). Gejalanya biasanya berupa nyeri tenggorokkan, sulit/ sakit saat menelan, bisa didahului dengan/ tanpa flu, dengan/ tanpa demam, disertai badan lesu/ tidak enak badan. Penyebab paling sering untuk penyakit ini adalah virus, namun bila terdapat bintik – bintik putih di tenggorokan, biasanya sakit ini disebabkan oleh bakteri dan dapat bertahan lebih dari 7 hari. Biasanya, penyakit ini muncul karena dipicu sistem imun yang menurun (kecapaian, masa ujian, masa – masa dikejar deadline assignment sehingga kurang tidur, kurang cairan tubuh/ kurang minum). Berikut tips dalam menangani si “faringitis” ini
- Minum air putih yang cukup (tidak perlu yang hangat, normal kebutuhan cairan tubuh adalah 2-4cc/kgBB/24 jam)
- Istirahat yang cukup 6 – 7 jam per hari
- Hindari makanan pedas dan berminyak
- Minum suplemen vitamin C (250mg – 500mg), kalau di swedia, saya sukanya minum minuman kemasan botol merk “vitaminwell” (bukan promo yaa, hihihi)
- Rajin – rajin mencuci tangan terutama setiap akan makan
- Pakai masker kemana – mana ketika sakit!
- Bila 7 hari tidak membaik, silahkan ke dokter terdekat/ vadcentral, bisa jadi kalian membutuhkan antibiotik
Gambar 1. Contoh Faringitis Akut yang disebabkan Virus (Source: IG PPI Stockhom)
- Bronkitis
Bronkitis ini adalah radang pada saluran bronkus atau pernafasan bawah yang merupakan kelanjutan dari faringitis akut yang tak tertangani. Bahkan bila bronkitis tak tertangani, penyakit ini bisa berlanjut menjadi infeksi paru – paru. Gejalanya berupa batuk sering disertai dahak yang lumayan banyak, kental kekuningan/ kehijauan (bakteri), bening (virus), dada nyeri/ kadang sesak, dengan/ tanpa demam. Penanganan bronkitis ini sama dengan faringitis, hanya saja kalau bronkitis terasa lebih tidak nyaman dan bila dibiarkan bisa menyebabkan pneumonia (radang paru – paru), sehingga sebisa mungkin sebaiknya segera konsul ke dokter/ vadcentral terdekat.
- Dermatitis Alergi
Pelajar Indonesia yang biasa tinggal di negara tropis rentan terkena penyakit ini karena perbedaan suhu, cuaca, dan musim yang ekstrim, terutama pada individu yang sebelumnya telah memiliki riwayat alergi / bakat alergi (tidak pernah alergi, tetapi bisa muncul ketika orang tua memiliki riwayat alergi/ gen alergi). Menurut beberapa penelitian, alergi juga dapat dipicu karena pola hidup yang kurang sehat (kurang olahraga, makan sayur, dan buah) dan kurangnya vitamin D (be careful ya, terlebih Swedia ini pelit matahari, asupan vit D harus cukup!). Berikut tips trik dari saya apabila penyakit ini kambuh :
- Apabila terasa gatal dan mengganggu, dapat menggunakan obat antihistamin/ anti gatal (cetirizine 10 mg 1×1 tab/hari atau ctm 4 mg 3×1 tab/ hari)
- Jangan lupa untuk selalu menggunakan lotion/ cream pelembab ke seluruh tubuh (karena tidak hanya tangan dan kaki yang kering, seluruh badan juga, apabila ruam gatal terdapat di badan bisa merambat ke seluruh tubuh)
- Intake cairan yang cukup (2-4 cc/KgBB/24 jam)
- Olahraga teratur (3x seminggu selama 30 menit)
- Makan buah dan sayur teratur (3 mangkok sayur sehari)
- Intake vit D yang cukup (20 – 40 mikrogram/hari)
- Jangan mandi terlalu sering apabila sedang kumat (tetapi juga jangan terlalu jarang mandi yaaa, apalagi sampai 2-4 hari sekali, awas jamuran!!)
- Dilarang menggaruk terlalu keras dan sering karena menambah luas area ruam gatal
Gambar 3. Dermatitis Alergi (Source: IG PPI Stockhom)
- Tinea Corporis/Infeksi Jamur Superficial
Siapa bilang jarang mandi di Swedia terhindar dari resiko jamuran? Hahaha. Salah besar! Bahkan di negara sebersih Swedia, anda bisa terkena penyakit ini. Penyakit ini biasanya datang dengan gejala gatal. Bedanya dengan gatal karena alergi, gatal karena jamur biasanya bertambah apabila berkeringat/ setelah beraktivitas dan ditandai dengan gambaran khas dengan batas yang tegas seperti gambar di bawah ini. Kalau sudah begini, berikut tipsnya:
- Silahkan cari pertolongan terdekat untuk salep antijamur (ketoconazole/ miconazole) dioles 3x selama 7 hari, tetapi bila ruam nya luas/ada di banyak spot di tubuh, ya harus minum anti jamur yang berarti harus ke dokter
- Jangan malas mandi! Terutama saat memakai handuk, area lipatan harus benar – benar dikeringkan
- Hidrasi air yang cukup
- Perbaiki sistem imun (biasanya jamur – jamur juga menyerang saat sistem imun sedang drop, makan makanan bergizi, minum asupan vitamin yang cukup, contohnya adalah vitamin C 250 – 500mg).
- Hindari penggunaan pakaian secara bersamaan karena menular
Gambar 4. Tampilan Jamur Kulit Superficial/Tinea Corporis (Source: IG PPI Stockhom)
- Epistaksis/ Mimisan
Siapa yang pernah menemukan darah saat menggali harta karun hidung (baca:ngupil)? Wkwkwkwk. Yup, epistaksis/ mimisan karena winter itu wajar terjadi, dan mostly menjangkit populasi wanita dan ras asia. Why? Karena Plexus Kieselbach aka tempat sering terjadinya mimisannya tidak didesain dan belum beradaptasi untuk musim dingin. Selama jumlah darah keluar tidak banyak dan darah tidak mengalir deras, hal ini masih wajar. Apabila hal ini terjadi, jangan panik, silahkan lakukan langkah – langkah ini :
- Hidrasi/ minum air putih yang cukup (lagi – lagi penting sekali untuk menjaga kelembaban sel tubuh kita di negara yang musim dinginnya lama ini)
- Oleskan vaseline/ pelembab ke dalam lubang hidung terutama bila berada di luar ruangan
- Jaga suhu ruangan tidak kurang dari 18 derajat dengan suhu minimal yang paling disarankan adalah 21 derajat.
- Muscle Sprain
Muscle sprain biasanya menyerang teman – teman yang sedang olahraga atau selesai olahraga. Jenis sprain paling sering terjadi adalah sprain ankle. Jangan terlalu panik kalau ankle bengkak atau nyeri, bisa jadi karena penarikan ligamen/tendon terlalu keras saat berolahraga. Selama belum terdapat deformitas (perubahan anatomi/ bentuk organ), dan kaki masih dapat digunakan untuk berjalan, kemungkinan cedera kaki yang terjadi hanya sprain muscle. Tapi cedera ini perlu dievaluasi selama 2 hari ke depan. Apabila tidak ada perbaikan setelah menggunakan pain killer, maka perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter/ vadcentral.
Terapi paling utama saat ada cedera jenis ini adalah RICE (rest, ice, compress, elevate) (dapat dilihat gambar 7 di bawah). Untuk mengurangi rasa nyeri dapat menggunakan anti nyeri seperti ibuprofen 400 mg 3×1 tab/hari untuk nyeri ringan – sedang atau Natrium Diclofenac 50 mg 2×1 tab/hari untuk nyeri berat selama 2 – 3 hari sambil dilihat pembengkakan dan proses perbaikan nyeri pada area cedera. Untuk otot – otot yang tidak membengkak (otot – otot sehat disekitarnya) dapat diolesi pain killer/ relaxan/ salep counterpain/ salonpas.
- Maag/ Diare
Maag dan atau diare merupakan penyakit yang paling banyak dikeluhkan mahasiswa di sini. Maag dan diare sebenarnya adalah dua penyakit yang berbeda, namun bisa berkelanjutan satu sama lain. Gastritis/ maag/ nyeri perut/ nyeri ulu hati biasanya muncul karena pola makan yang tidak teratur, terlambat makan, terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang pedas/ bersantan/ kecut/ kopi, biasanya diikuti dengan GERD yang terkadang juga dapat disertai mual-mual, keluarnya keringat dalam jumlah banyak, sering buang angin, dada berdebar – debar, perut begah, pusing/ migrain, bahkan bisa sampai muntah dan diare. Gejala asam lambung naik ini dapat juga disebabkan oleh gangguan psikosomatis yaitu stress, depresi, dan cemas. Selain disebabkan oleh maag, diare sendiri juga dapat disebabkan oleh virus atau bakteri tergantung kronologi dan gejalanya. Hal yang paling penting dalam menangani penyakit ini adalah :
- Menjaga asupan sebanyak mungkin untuk menghindari dehidrasi/ kekurangan cairan, jadi sebaiknya setiap selesai BAB, minum 2 – 3 gelas
- Hindari makanan dan minuman pedas, berminyak, bersantan, asam, dan kopi/berkafein
- Makan makanan halus lebih disarankan, hindari makanan berserat tinggi seperti pepaya, mangga, bayam
- Cuci tangan, cuci tangan, cuci tangan kapan saja!!
- Manajemen kesehatan mental, jangan sungkan untuk mencari teman berbagi
- Mengkonsumsi obat maag (Antasida 3×1 tab/hari atau Omeprazole 20 mg 2×1 tab per hari sebelum makan), untuk meringankan gejala dan menurunkan asam lambung
Sekian, semoga membantu dan sehat selalu ya. Kata pepatah, lebih baik mencegah daripada mengobati, memang benar adanya, karena sakit di Swedia mahal! 🙂
Mirzania Mahya Fathia
M.Sc candidate in Bioentrepreneurship
Karolinska Institutet
Editor: Badai Kesuma