Halo semua! Kali ini saya akan berbagi pengalaman produksi podcast amatir yang saya dan dua rekan lain sedang geluti sejak akhir musim panas tahun 2020 lalu. Kebetulan, kami mengelola, memproduksi, dan mempopulerkan podcast bertajuk Podcariswed: Podcast dari Swedia. Nah, para pembaca blog PPI Swedia tentunya sudah sangat familiar dengan podcast, bukan? Menurut hemat saya, podcast dapat kita anggap sebagai serial materi audio yang membahas topik tertentu. Berbeda dengan broadcast radio konvensional yang sifatnya live (siaran langsung), fleksibilitas dari podcast adalah pada kemudahannya untuk diunduh dan diputar ulang kapanpun oleh pendengarnya.
Jumlah pendengar maupun produksi podcast telah bertambah sangat pesat sejak pertama kali dipopulerkan 20 tahun lalu, terlebih setelah ekosistem telepon pintar mendukung akses ke aplikasi podcast player. Apple Podcast sendiri melaporkan terdapat hampir 2 juta valid podcast yang dapat diakses di platform mereka. Secara domestik, antusiasme pendengar di tanah air juga dinilai sangat tinggi yang ditandai dengan ditandatanganinya kesepakatan siaran eksklusif delapan podcast Indonesia di platform Spotify. Indikator pertumbuhan tersebut memposisikan podcast menjadi salah satu media penting di masa depan, sebagai kapasitasnya dalam menyebarkan informasi, marketing produk, dan sumber hiburan.
Goal artikel ini adalah untuk memberikan inspirasi kepada para pembaca sekalian bagaimana memulai podcast tanpa mengeluarkan biaya sepeserpun. Selamat membaca.
Gambar 1. Team Podcariswed: Podcast dari Swedia
Tentukan Tema dan Tujuan
Pertanyaan terbesar yang muncul di benak kami manakala hendak menginisiasi Podcariswed adalah, apa yang akan kami sampaikan? Dalam kasus ini, kami menyepakati bahwa tujuan utamanya adalah membagikan snapshots pengalaman kehidupan mahasiswa selama menuntut ilmu di Swedia. Mengingat Swedia sendiri tidak belum termasuk negara paling populer untuk menjadi tujuan menuntut ilmu, diharapkan materi podcast dari kami menjadi salah satu sumber informasi yang nantinya ikut mempopulerkan gaya perkuliahan unik di negara ini.
Materi audio tentunya tidak dapat menggantikan media lain yang lebih matang seperti blog dan vlog, yang sudah sangat baik dikelola oleh PPI Swedia dan individu privat lain. Sebagai materi pelengkap, kelebihan dari podcast justru adalah pada kemudahannya dalam dikonsumsi. Mendengarkan podcast tidak membutuhkan perhatian penuh layaknya membaca blog dan menonton vlog sehingga ia dapat dinikmati bersamaan dengan menjalankan aktivitas domestik, di sela-sela aktivitas profesional, maupun ketika dalam perjalanan.
Podcast Style
Setelah menentukan tujuan dari podcast, hal selanjutnya menjadi perhatian adalah gaya penyampaian. Konsistensi format membantu kita dalam tahap produksi mempersiapkan materi, menulis naskah, dan hal-hal lain yang bersifat logistik. Selain itu, hal ini membantu pendengar mengidentifikasi corak unik dari podcast yang kita usung.
Mari kita bedah beberapa format populer yang biasanya dipakai podcast.
- Interview Podcast. Apabila tujuan dari podcast adalah untuk memberikan informasi terkini seputar industri tertentu dan melibatkan banyak panelis/ekspert, format interview adalah salah satu yang paling populer.
- Story-telling show. Baik cerita yang bertipe fiksi maupun nonfiksi, gaya podcast ini membutuhkan persiapan yang cukup detail dan serius dalam mengumpulkan materinya.
- Solo show. Format podcast yang paling mudah dieksekusi namun membutuhkan persiapan yang matang dalam berlatih monolog.
- Conversational show. Cocok untuk podcast yang melibatkan multiple hosts. Kelebihannya adalah masing-masing host dapat saling mengisi satu sama lain sehingga show menjadi lebih dinamis.
Materi dan Naskah
“Preparation perfect performance”, mungkin adalah mantra yang menggambarkan betapa pentingnya mempersiapkan materi dan naskah sebelum melakukan rekaman. Sumber materi dapat berasal dari pengalaman pribadi, dari panelis/bintang tamu, ataupun digarap oleh penulis profesional. Belakangan, mulai populer pula podcast yang melakukan repurposed content dari media lain seperti blog dan acara televisi. Untuk tipe terakhir ini, tentu saja tetap memerlukan adaptasi materi sehingga sesuai dengan format penyampaian podcast.
Naskah yang perlu disiapkan sangat tergantung dari format podcast dan jam terbang dari pembawa acaranya. Bagi pemula, naskah yang lebih mendetail sangat membantu agar pembicaraan dapat dibawakan dengan lancar. Minimalnya, naskah perlu mencantumkan outline dari acara yang akan dibawakan. Perlu ditekankan bahwa naskah hanyalah menjadi pedoman sehingga acara mampu mengikuti alur yang telah ditentukan, sementara yang mampu membuat acara mengalir adalah para host.
Secara praktis, selama ini Podcariswed mengandalkan naskah minimum yang hanya berisi materi utama dan materi pendukung apa saja yang hendak disampaikan. Hal ini untuk memberikan keleluasaan dan spontanitas dalam percakapan selama acara, nilai yang berusaha kami jaga pada setiap episode kami. Karena bergaya conversational show, sebelum menekan tombol rekam para host biasanya meluangkan waktu untuk untuk menyepakati pada bagian mana mereka akan berkontribusi utama sebagai penyampai materi. Apabila melibatkan bintang tamu, sudah menjadi kebiasaan bahwa pemateri akan diberi pengarahan terkait materi apa yang akan dibahas.
Recording
Setelah pemilihan topik dan naskah untuk sebuah episode sudah selesai, kini saatnya melakukan rekaman. Pada tahap ini, para pemula biasanya mengurungkan niat memulai karena tidak adanya piranti rekaman yang memadai. Jangan khawatir. Bahkan sesederhana menggunakan ponsel genggam ataupun laptop sudah memadai. Pada saat rekaman awal, kami hanya menggunakan piranti lunak bawaan dari smartphone. Hal yang perlu dipastikan hanyalah keluaran dari software perekam yang digunakan kompatibilitasnya sesuai dengan file yang dapat diolah oleh software editing..
Memilih setting rekaman sama pentingnya dengan memilih perlengkapan pendukung lainnya. Adakalanya setting outdoor seperti di alam terbuka dan ruang publik mendukung topik yang sedang dibawakan. Akan tetapi, secara umum kita membutuhkan ruangan yang dapat mengisolasi noise, misalnya suara yang bersumber dari getaran mesin, barang elektronik, maupun kendaraan yang berlalu-lalang. Meskipun, pada banyak kasus gangguan yang bercorak white/pink noise dapat dihilangkan pada post-processing menggunakan audio editing software.
Editing
Tahap penting selanjutnya dalam produksi podcast adalah editing. Meskipun kami berkomitmen untuk menjaga materi rekaman tetap otentik, terkadang editing sederhana seperti menggabungkan tracks dengan jingle opening dan closing, mengurangi noise, maupun memotong bagian dari sebuah track tetaplah dibutuhkan. Salah satu software yang kami gunakan untuk sound editing ini adalah Audacity, yang tersedia secara open-source untuk pengguna Windows, Mac OSX, maupun Linux. Selain sangat sederhana dan intuitif dalam penggunaanya, Audacity juga dilengkapi fitur lain seperti recording, mixing, dan exporting file audio. Sebagai gambaran, saya hanya membutuhkan waktu kurang dari satu jam untuk mengunduh, install, dan belajar fitur penting yang diperlukan untuk mengedit file audio podcast. Selain itu, software ini sudah ada sejak tahun 2000, yang membuat komunitas penggunanya sangat banyak dan dokumentasinya sangat mudah didapatkan di internet.
Hosting Site
Setelah menyiapkan file audio, tidak serta merta materi yang sudah kita siapkan dapat dinikmati oleh calon pendengar. File tersebut harus kita upload ke website yang fungsinya untuk hosting. Beberapa aspek yang layak menjadi pertimbangan dalam memilih site untuk hosting adalah technical support, user interface, fitur integrasi, dan fitur analytics. Tentunya terdapat trade-off antara servis yang ditawarkan dengan harga yang mesti dibayar. Sebagai pemula, kami mempercayakan layanan hosting pada anchor.fm. Sampai hari ini, anchor fm tidak mengenakan tarif hosting kepada para penggunanya. Meskipun demikian, tidak ada batasan storage maupun fitur yang dapat dipakai. Anchor fm juga secara otomatis mendistribusikan podcast kita ke beberapa platform popular lain seperti Google Podcast, Spotify, Apple Podcast, dan Breaker.
Identitas dan Branding
Identitas adalah bagian penting dalam usaha menyebarluaskan podcast yang telah kita buat. Secara pragmatis, nama podcast yang dipilih mestinya menggambarkan muatan dari ide utama acara tersebut. Hal lain yang cukup penting untuk membuat identitas podcast menjadi menonjol adalah logo dan cover art. Website seperti flaticon.com dan freelogodesign.org adalah situs yang dapat dituju untuk mencari inspirasi. Para pembaca yang lebih nyaman mengedit grafik di desktop dapat menggunakan solusi freeware seperti Inkscape.
Penyebarluasan
Setelah selesai dengan aktivitas produksi, saatnya untuk podcast kita didengarkan oleh dunia. Selain memberikan judul unik, salah satu konvensi umum yang digunakan oleh podcaster adalah menandai nomor episode. Uniknya, beberapa podcast profesional belakangan mengadopsi penomoran berdasarkan season. Bagaimanapun formatnya, sebelum launching podcast ke publik, setidaknya telah terdapat paling tidak 5-7 episode yang siap untuk di dengarkan di platform yang dipilih.
Gambar 2. Contoh laman podcast di aplikasi Spotify
Selanjutnya untuk menyasar target audiens yang diinginkan, ada beberapa cara yang dapat dilakukan. Pertama, manfaatkan jejaring sosial. Para pendengar awal biasanya dengan sukarela akan memberikan umpan balik terhadap muatan podcast yang kita bawakan. Selain itu, buat titik hubung yang mampu mengumpulkan massa calon pendengar. Beberapa podcast yang sudah mapan bahkan membuat website khusus untuk show mereka. Paling tidak, sudah sangat mafhum bahwa podcaster menggunakan social media seperti instagram untuk mempromosikan podcast dan menampung masukan. Tidak hanya mempromosikan menggunakan gambar saja, lahir beberapa inovasi seperti audiogram dimana file audio dapat dibuat menjadi animasi video yang menarik. Apabila jumlah audiens sudah cukup besar dan terbentuk komunitas yang kuat, maka podcast siap untuk dimonetisasi. Nah, tunggu apa lagi. Silakan para pembaca realisasikan ide podcastnya.
Salam.
Kumowarih Trisno Aji
MSc Program in Wireless, Photonics, and Space Engineering
Chalmers University of Technology
Editor: Mochamad Sunaryadi