Oleh: Satu Cahaya Langit.
Sebelum pada bingung Göteborg itu di mana, saya jelasin dulu deh. Göteborg itu di pesisir barat Swedia, tiga jam berkereta dari Stockholm. Nama Inggris-nya adalah Gothenburg, tapi saya lebih suka menyebutnya seperti yang orang lokal lakukan, yaitu Göteborg (dibaca: yo-te-bo-ri). Kunjungan kali ini sebenarnya bukan untuk berwisata, melainkan mendapat ”tugas negara” untuk mengisi dua acara masyarakat Indonesia yang ada di Göteborg pada akhir November lalu.
Nge-band bareng Pak Dubes
Tugas negara yang dimaksudkan tadi adalah bermain musik. Jadi, vokalis tetap band kami atau masyarakat Indonesia lain yang ingin berpartisipasi, dapat mengisi acara dengan lagu-lagu yang kami nyanyikan. Uniknya, dalam band kami, duta besar Indonesia untuk Swedia, Pak Bagas Hapsoro, turut bermain. Memang beliau sudah menyukai musik sejak dari dulu. Kemampuan beliau dalam bermain keyboard patut diacungi jempol.
Selain saya, dalam band kami ada juga satu mahasiswa Indonesia lainnya yaitu Darian Verdy. Selain tengah menjalani tahun pertama master studi di KTH jurusan Vehicle Engineering, Verdy juga merupakan juara pertama kompetisi KTH Master Challenge kategori Vehicle Engineering dan mendapatkan hadiah beasiswa selama program studi dua tahun. Dalam band kami, Verdy memainkan bass dan terkadang menyanyi.
Acara Penyambutan Hari Natal
Sabtu itu cukup sibuk bagi kami personil band karena dalam satu hari akan ada dua acara; penyambutan hari Natal di pagi hari dan Malam Kultur Indonesia pada sorenya. Acara pertama dihadiri sekitar 100 orang yang terdiri dari masyarakat Indonesia, pelajar, dan juga beberapa teman dekat yang merupakan orang Swedia. Datang lebih pagi, kami membantu menyiapkan tempat kegiatan seperti mengatur meja, memasang sound system, dan lain-lain. Acara pertama berlangsung lancar. Yang paling enak dari acara ini? Sudah pasti makanannya! Berada di negara yang makanannya jauh dari selera nusantara seperti ini, sungguh nikmat bisa menyantap makanan Indonesia lagi. Ada sate, rendang, dan lainnya.
Malam kultur Indonesia
Setelah band selesai bermain di acara pertama, dengan sigap kami memindahkan alat band ke dalam mobil dan langsung menuju ke lokasi acara kedua yaitu di Medborgahuset. Tempatnya tidak terlalu jauh dari lokasi acara pertama, hanya sekitar lima kilometer.
Di sana kami menyiapkan alat-alat sambil melihat para pengisi acara berlatih tarian. Beberapa kelompok tarian memang sudah disiapkan untuk tampil di acara ini, salah satunya adalah kumpulan pelajar Indonesia di Göteborg.
Acara Malam Lultur ini tidak kalah seru dari acara pagi tadi. Selain pengisi acaranya banyak, jam mainnya juga lebih panjang. Dimulai sejak pukul 17.00 waktu setempat, dan selesai pada pukul 23.00. Saya terkejut ternyata banyak juga masyarakat Indonesia di Göteborg. Tidak kalah banyak dengan di Stockholm. Semua bergembira, terutama ketika para penari mengajak semua orang untuk menari Poco-Poco diatas panggung.
Sudah tengah malam ketika kami tiba kembali di hotel. Rombongan band sudah pulang pada esok paginya dan tidak sempat berjalan-jalan di kota Göteborg yang sepertinya terlihat cantik ini. Ya, walaupun begitu, tetap lebih baik datang daripada tidak, kan?