Penyakit menular saat ini menjadi topik perbincangan hangat di berbagai media akibat pandemi COVID-19 yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 sejak dua tahun lalu. Namun, kelompok penyakit menular ini sebenarnya sudah sering mempengaruhi kehidupan manusia. Di negara tropis seperti Indonesia, kita sudah sering mendengar berbagai penyakit menular seperti demam berdarah dengue (DBD), tipes, atau tuberkulosis. Namun, pernahkah teman-teman mendengar penyakit menular yang lokal berada di negara-negara yang terletak di utara seperti Swedia. Sampai saat ini, masih ada beberapa penyakit menular lokal yang dapat ditemukan di negara ini dan dapat menyerang siapa saja. Oleh karena itu, kami telah merangkum informasi mengenai empat penyakit menular lokal yang berada di Swedia.
- Tularemia
Tularemia merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Francisella tularensis. Bakteri ini dapat menginfeksi berbagai hewan seperti artropod (serangga atau tungau), tikus, kelinci, hingga manusia. Hal yang unik dari Francisella tularensis adalah kuman ini dapat bertahan hingga berminggu-minggu pada air, tanah lembab, sampah dedaunan dan bangkai binatang pada suhu dingin.
Manusia umumnya dapat tertular penyakit ini dari gigitan serangga yang terinfeksi bakteri ini, memegang bangkai hewan yang terinfeksi, mengkonsumsi makanan/air yang terkontaminasi, atau menghirup partikel bakteri ini di udara. Gejala umum yang dirasakan pada pasien tularemia adalah demam dan lemas. Gejala spesifik yang timbul pada penyakit ini terkait dengan mekanisme penularannya, seperti ulkus (luka terbuka) disertai pembesaran kelenjar getah bening pada orang yang tertular tularemia melalui gigitan serangga. Gejala tularemia yang paling berbahaya adalah radang paru, yang bisa disebabkan akibat menghirup partikel bakteri ini dari udara atau penyebaran bakteri dari luka yang tidak diobati ke paru melalui darah.
Hasil surveilans dari SVA (Staten Veterinärmedicinska Anstalt / National Veterinary Institute) Swedia pada tahun 2020 menyebutkan terdapat 268 kasus tularemia yang dilaporkan di Swedia. Jumlah kasus tularemia cukup bervariasi per tahun, dan laporan kasus tertinggi tercatat pada tahun 2019 (1048 kasus). Sebagian besar kasus tularemia terutama terdeteksi pada periode musim panas akhir sampai musim gugur. Swedia bagian utara merupakan area yang paling banyak ditemukan penyakit ini (Gambar 2).
- Winter vomiting disease (vinterkräksjuka)
Jika di Indonesia kita mengenal diare dan tipes, warga di Swedia mengenal penyakit menular yang bernama winter vomiting disease. Winter vomiting disease disebabkan oleh beberapa jenis virus seperti calicivirus dan rotavirus. Pasien biasanya tertular melalui makanan atau tangan yang terkontaminasi virus (misalnya saat menggunakan toilet umum atau saat mengganti popok bayi), sehingga menjaga higienitas tangan sangat penting untuk mencegah penyakit ini. Hand-sanitizer berbasis alcohol tidak mampu untuk membunuh virus penyebab winter vomiting disease, sehingga sangat dianjurkan untuk mencuci tangan dengan sabun dan air secara baik dan benar.
Pasien yang mengalami winter vomiting disease mengalami gejala-gejala yang berikatan dengan sistem pencernaan, seperti mual, muntah, diare, dan nyeri perut. Selain itu, pasien juga dapat merasakan demam dan sakit kepala. Gejala-gejala ini dapat berlangsung selama 1-3 hari. Penyakit ini umumnya muncul secara tiba-tiba (sudden onset), yang cukup khas bila dibandingkan dengan keluhan lain pada lambung seperti maag. Penyakit ini umumnya terjadi antara bulan November dan April, dan puncaknya sering terjadi antara bulan Januari sampai Maret.
- Nephropatia Epidemica
Penyakit Nephropathia Epidemica (NE) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Hantavirus. Terdapat berbagai jenis Hantavirus di seluruh dunia, dan jenis virus yang paling sering ditemukan adalah Puumala virus (PUUV). Virus ini secara alami berada di dalam tikus tanah yang hidup di hutan-hutan Swedia (bank vole). Manusia umumnya terinfeksi penyakit ini melalui rute pernafasan, terutama ketika bekerja di pemotongan kayu dan membersihkan perabotan rumah yang terkontaminasi dengan urin tikus yang mengandung virus.
Gejala penyakit NE biasanya muncul sekitar 1-2 minggu setelah paparan dari benda yang terkontaminasi. Gejala yang biasanya timbul dapat berupa sakit kepala yang hebat dan tiba-tiba, nyeri pada perut dan punggung, demam menggigil, mual, dan penglihatan kabur. Beberapa pasien dapat mengalami kemerahan pada kulit, muka, dan mata. Pada kasus berat, virus ini dapat mengakibatkan gangguan pada pembuluh darah sehingga dapat mengakibatkan penurunan tekanan darah yang cepat disertai gagal ginjal akut dan syok. Umumnya penyakit ini ditemukan di Swedia bagian utara seperti daerah Norrbotten dan Västerbotten.
- Tick-borne Enchepalitis (TBE)
Penyakit Tick-borne enchepalitis (TBE) merupakan penyakit infeksi yang menyerang sistem saraf pusat. Penyakit ini disebabkan oleh Tick-Borne Enchepalitis Virus (TBEV) yang ditularkan melalui tungau. Virus ini secara alami terdapat di hewan-hewan ternak maupun tikus liar. Manusia dapat terinfeksi virus ini melalui gigitan tungau, umumnya ketika berada di daerah semak-semak atau hutan. Oleh karena itu, risiko penularan TBE dapat dikurangi dengan memakai pakaian yang menutupi kulit terbuka (baju lengan panjang dan celana panjang), memakai insect repellent (krim pencegah serangga) serta vaksinasi. Saat ini, vaksinasi TBE dapat diakses melalui aplikasi dan website 1177.se. TBE dapat ditemukan di Swedia bagian tengah, seperti daerah Stockholm, Uppsala, Södermanland, Östergotland, dan Värmland. Kasus TBE umumnya terjadi saat musim panas, ketika populasi tungau sedang berkembang biak dan aktifitas manusia sering berada di luar ruangan.
Dua pertiga kasus infeksi TBE bersifat non-simtomatik (tidak merasakan adanya gejala). Sepertiga sisanya dapat mengalami gejala seperti demam, sakit kepala, nyeri otot dan mual pada minggu pertama. Setelah gejala mereda, terdapat periode tanpa gejala (1-33 hari) sebelum gejala terkait sistem saraf pusat muncul dan dirasakan oleh pasien. Keterlibatan saraf pusat yang muncul dapat berupa radang selaput otak dan paralisis (kelumpuhan).
Demikian informasi mengenai empat penyakit menular yang dapat ditemukan di Swedia. Walaupun ternyata ada berbagai jenis penyakit menular di negara ini, langkah-langkah pencegahan seperti menjaga pola kebersihan, menghindari gigitan serangga dan vaksinasi dapat membantu agar terhindar dan terlindungi dari hal-hal tersebut. Jika mengalami gejala-gejala yang diinformasikan di atas, selalu kontak tenaga kesehatan profesional (1177.se) untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.
Sumber:
- 1177.se
- Surveillance of Infectious diseases in animals and humans in Sweden 2020 (diterbitkan oleh National Veterinary Institute Sweden)
- European Center for Disease Prevention and Control (ecdc.europa.eu)
Afandi Charles
Immunology and Allergy Division
Department of Medicine Solna, Karolinska Institutet