Jika berbicara tentang berkuliah di Swedia, mungkin hal pertama yang ada di pikiran orang-orang adalah perkuliahan S2 atau S3. Tetapi, ada nggak ya orang Indonesia yang kuliah S1 di Swedia? Tentu saja ada! Walaupun jumlahnya masih bisa dihitung jari dan bukan merupakan suatu hal yang populer, kuliah S1 di Swedia itu sangat memungkinkan, lho! Di artikel ini, saya akan membahas serba-serbi perkuliahan S1 di Swedia, mulai dari pendaftaran, alasan, perbedaan sistem perkuliahan, hingga menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sering dilontarkan oleh teman-teman.
Tentang Pendaftaran
Sama seperti prosedur saat mendaftarkan diri untuk program S2, pendaftaran untuk program S1 juga dilakukan melalui situs http://universityadmissions.se. Di sana, teman-teman dapat melihat pilihan jurusan yang tersedia. Website universityadmissions menyediakan fitur di mana teman-teman bisa memilih untuk menyortir pilihan teman-teman, mulai dari jenjang pendidikan, jurusan, universitas, bahkan hingga bahasa yang akan digunakan ketika studi.
Salah satu hal yang perlu diingat ketika mendaftar S1 di Swedia adalah waktunya yang tidak sejalan dengan perilisan ijazah SMA di Indonesia. Pendaftaran kampus di Swedia untuk semester musim gugur (di mulai Agustus) dimulai dari bulan Oktober pada tahun sebelumnya hingga bulan Januari. Di masa periode pendaftaran, teman-teman biasanya diminta universitas untuk menyertakan ijazah SMA, padahal di bulan-bulan tersebut kita bahkan belum melakukan ujian nasional. Sehingga, konsekuensinya adalah teman-teman baru bisa mendaftar kuliah untuk tahun ajaran berikutnya.
Sebagai contoh, aku lulus SMA tahun 2018 dan mendapatkan ijazahku di bulan Juni 2018. Namun, tidak memungkinkan bagiku untuk berkuliah di Agustus 2018 (seperti teman-teman yang memilih universitas di Indonesia), karena aku tidak bisa melalui proses pendaftaran S1 di Swedia tanpa ijazah. Sehingga, aku perlu mengambil gap year satu tahun dan mendaftar di universityadmissions pada bulan Oktober 2018 untuk memulai tahun pertama kuliah pada bulan Agustus 2019.
Kok Swedia? Kok Malmö University?
“Mengapa ambil S1 di Swedia? Kok nggak di negara lain seperti Jerman, Belanda atau Inggris?”
Ini merupakan salah satu pertanyaan yang banyak orang lontarkan ketika mereka tahu bahwa saya mengambil S1 di sini. Rasanya, jawaban saya sudah jadi jawaban template. Namun, coba saya jabarkan!
- Welfare States
Saya memiliki ketertarikan pada negara Skandinavia, terutama pada welfare system yang mereka miliki, seperti edukasi gratis untuk penduduknya, sistem kesehatan gratis, dan hal lainnya. Karena saya memiliki ketertarikan pada welfare system, the best way to learn is of course to experience it yourself!
- Human Rights
Di Swedia, saya mengambil jurusan Human Rights. Swedia sendiri dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki human rights system terbaik. Jadi, sangat cocok dengan interest saya untuk belajar human rights di Swedia.
Lalu, mengapa akhirnya Malmö University?
Walaupun S1 di Swedia itu sangat memungkinkan, perlu diperhatikan juga karena jurusan dalam Bahasa Inggris yang ditawarkan tidak sebanyak yang ditawarkan di negara-negara lain seperti Belanda atau (tentunya) negara-negara anglo-saxon. Kebanyakan jurusan dengan Bahasa Inggris di jenjang S1 yang ditawarkan adalah bisnis, ekonomi, atau teknik. Untuk pendidikan sosial sendiri, Malmö University menawarkan cukup banyak jurusan seperti Human Rights, European Studies, International Relations, Peace and Conflict, hingga International Migration and Ethnic Relation.
Indonesia vs Swedia, Apa yang Berbeda?
Adaptasi
- Tantangan di awal perkuliahan, karena titik start orang-orang yang berbeda. Di negara-negara Eropa, ketika SMA, siswa banyak mempelajari filsafat dan filosofi, jadi di kelas pun sudah tidak asing. Tentu efeknya, mereka belajar dengan lebih cepat. Terlebih lagi, dulu ketika SMA saya mengambil jurusan IPA. Kan kita nggak belajar tentang Foucault atau Agamben ya di pelajaran Kimia, Fisika, dan Biologi hahaha.
- Ini juga merupakan kali pertama saya berada jauh dari keluarga. Sangat terasa, ketika hidup sendiri, apa-apa perlu kita lakukan sendiri, mulai dari memasak, mencuci baju, belanja, hingga bayar rental dan sebagainya.
- Homesick? Tentu! Ini pengalaman pertama jauh dari orang tua. Namun, karena banyak siswa internasional yang juga jauh dari keluarganya, kami jadi bisa saling sharing karena senasib. Banyak juga kakak-kakak Indonesia yang bikin kita merasa dijaga! Kangen Indonesia dan makanan Indonesia? Bisa ketemu teman-teman PPI!
- Musim dingin juga merupakan hal baru untuk kita teman-teman dari negara tropis. Awalnya, tidak menyangka bahwa sebuah musim akan berperan besar pada keadaan fisik dan mental kita. Vitamin D itu harus selalu siap sedia! Banyak juga teman-teman PPI Swedia yang telah membahas tentang winter blues, contohnya artikel ini dan video ini!
- Terakhir, tentunya banyaknya kultur baru yang perlu dihadapi. Untuk menghindari culture shock, kita bisa banyak-banyak melakukan research sebelum kita berangkat!
Lebih Spesifik
Di Swedia ini, saya mengambil jurusan Human Rights, yang mana jika di Indonesia mungkin jurusan saya akan menjadi bagian dari jurusan Hukum. Di Malmö University sendiri ada beberapa jurusan S1 yang popular, seperti International Migration and Ethnic Relation, Peace and Conflict, serta European Studies. Dari ketiga jurusan yang disebutkan ini, bisa terlihat betapa spesifiknya jurusan-jurusan perkuliahan yang ada di Swedia dibandingkan di Indonesia.
Durasi Studi Tiga Tahun
Tidak seperti di Indonesia, S1 di Swedia dijalankan selama tiga tahun. Biasanya ada satu atau dua elective semester. Apa itu elective semester? Saya coba jelaskan di bawah ini, ya!
Tergantung universitas masing-masing, namun elective course biasanya mencakup tiga pilihan berikut:
- Elective Course: memilih course di universitas lainnya di Swedia. Tujuannya adalah agar kita bisa memperluas pemahaman kita akan hal baru atau bisa juga memperdalam pengetahuan dari course yang telah kita jalani. Contohnya, di programku ada 2 semester elective semester. Semester pertama, aku memilih untuk belajar media untuk memperluas pemahamanku dan juga karena media bisa dikaitkan dengan human rights nantinya. Di semester kedua, aku memilih untuk memperdalam pengetahuanku dengan memilih course human rights yang difokuskan pada children and minority rights.
- Internship: seperti namanya, teman-teman diberikan kesempatan untuk magang juga. Biasanya, magang yang dilaksanakan tidak boleh berbayar.
- Exchange: pertukaran pelajar ke negara-negara lain yang bekerja sama dengan universitas.
Sistem Modul atau Period
Jika di Indonesia kita harus berebut mata kuliah sebelum semester dimulai, di Swedia ini sistemnya cukup berbeda. Misalnya, untuk program saya sendiri, satu semester akan terbagi dalam 4 modul:
- Modul 1 (Januari – Februari): Politics and Human Rights
- Modul 2 (Februari – Maret): Philosophy, Religion, and Human Rights
- Modul 3 (Maret – April): Law and Human Rights
- Modul 4 (Mei – Juni): Country Analysis
Di akhir modul, biasanya ada ujian tentang modul tersebut sebelum pindah ke modul selanjutnya. Saya baru belajar modul 2 ketika modul 1 sudah selesai dibahas, belajar modul 3 ketika modul 2 selesai, dan seterusnya. Bisa dibilang, kita tidak mempelajari banyak mata kuliah secara bersamaan, tidak ada juga ujian beberapa mata kuliah secara bersamaan (seperti UTS/UAS). Namun, di program saya sendiri biasanya apa yang sudah dipelajari di modul 1-3 akan menjadi bahan di modul 4. Di modul Country Analysis, saya membuat mini thesis, menganalisa suatu negara yang bahannya dari modul 1-3, dan bahkan dari modul semester sebelumnya. Hal yang berbeda juga adalah tidak ada jadwal tetap seperti di Indonesia, jadi tiap minggu jadwal kita akan selalu berubah.
FAQ
- Apakah ada beasiswa untuk S1 di Swedia?
Sepengetahuan saya, per tahun 2020, belum tersedia beasiswa untuk S1 di Swedia. Beasiswa Swedish Institute (beasiswa pemerintah Swedia) dan LPDP (beasiswa pemerintah Indonesia) hanya tersedia untuk program S2 (master) dan S3 (PhD) untuk LPDP.
- Apakah perlu test khusus?
Kebanyakan tidak, namun beberapa jurusan meminta kita untuk pernah mengikuti ujian dengan standar Swedia. Untuk hal-hal seperti ini, kita bisa mengarah ke informasi spesifik yang tertera di website universityadmissions.se.
- Dokumen apa saja yang perlu dipersiapkan?
- General Requirements:
- Ijazah
- Raport selama SMA
- Dokumen yang menunjukan hasil Ujian Nasional dan Ujian Sekolah. Namun, jika kalian lulus setelah tahun 2020, bukti Ujian Nasional sudah tidak diperlukan lagi.
- Bukti kemampuan berbahasa Inggris: IELTS atau TOEFL
- Paspor
- Dokumen Tambahan:
Beberapa program biasanya meminta dokumen spesifik untuk program tersebut, hal ini perlu kalian perhatikan dan jangan sampai terlewat. Jika terlewat, aplikasi otomatis tidak akan terkualifikasi.
- Penerjemah Tersumpah:
Jika dokumen teman-teman masih berbahasa Indonesia, teman-teman perlu menerjemahkannya ke Bahasa Inggris secara resmi melalui penerjemah tersumpah (sworn translator).
- Berapa nilai IELTS yang dibutuhkan?
Tentunya berbeda untuk tiap program dan universitas, namun kebanyakan universitas meminta nilai IELTS 6.0 atau 6.5 dengan catatan tertentu. Jangan lupa dicek ya!
Sekian serba-serbi dari S1 di Swedia! Jika ingin mengintip keseharianku sebagai mahasiswa di Malmö University, bisa cek videoku di channel PPI Swedia di tautan berikut.
Lycka Till!
Karenina Shevayarra
Editor: Jessika
Human Rights
Malmö University
Hai kak PPI swedia, mau tanya ya…
Jadi maksudnya S1 di swedia, apakah bayar sendiri…?
Jika tetap ingin S1 di swedia, apakah ada beasiswa dari kampus tujuan?
Mohon info ya kak..🙏☺️
Trimakasih kk admin yg baik..🥰