Sebagai masyarakat intelektual, para pelajar Indonesia yang sedang melanjutkan pendidikan jenjang magister ataupun doktoral, terlebih di luar negeri, memiliki tanggung jawab moral untuk ikut mengedukasi masyarakat luas tentang sains. Ditengah era teknologi informasi dan kecerdasan buatan, edukasi tentang sains sangat penting untuk menambah kekuatan bangsa dan negara. Saat ini bangsa yang dapat maju adalah bangsa yg dapat menyaring data menjadi informasi dan juga tentunya ilmu pengetahuan dan teknologi. Akan tetapi, mengedukasi masyarakat kebanyakan bukan perkara yang mudah. Rendahnya tingkat baca rata-rata orang Indonesia mengharuskan edukasi tentang sains dibuat semenarik mungkin namun tanpa kehilangan esensi dari pengetahuan yg ingin disampaikan. Salah satu media dan cara yg dapat digunakan adalah dengan Popular Science Presentation atau Presentasi Sains Populer.
Sementara itu Swedia sendiri merupakan negara dengan tingkat literasi yang tinggi di dunia, seperti yang diceritakan lebih lengkap dalam salah satu blog PPI Swedia berikut https://ppiswedia.se/masakini/serunya-budaya-membaca-di-swedia/.
Presentasi Sains Populer adalah sebuah presentasi yang ditujukan untuk mengedukasi masyarakat umum tentang sains utamanya hasil sebuah atau kumpulan penelitian. Hal ini cukup menantang karena yang menjadi target pendengarnya adalah masyarakat umum yang biasanya awam dan tidak memiliki latar belakang di suatu bidang sains tertentu.
Beberapa hal mendasar yang membedakan Presentasi Sains Populer dengan presentasi pada umumnya antara lain adalah waktu presentasi yang singkat yakni sekitar 5 hingga 10 menit, dibawakan dengan bahasa sederhana dan dikemas dengan semenarik mungkin. Namun, harus tetap bisa membuat gagasan atau ide dan hasil dari suatu penelitian tersebut tersampaikan maknanya dengan fakta yang sesungguhnya. Disini menjadi menarik dan menantang, karena umumnya bahasa sains menggunakan istilah teknis dan jargon-jargon tertentu yang sukar dipahami masyarakat awam. Platform pelaksanaan Presentasi Sains Populer ini pun sedikit berbeda dengan kebanyakan konferensi-konferensi ilmiah. Presentasi Sains Populer biasanya diadakan berbarengan dengan pameran-pameran sains dan dibuat se-informal mungkin. Di negara-negara Eropa seperti Swedia, Presentasi Sains Populer biasa diadakan di musim semi atau panas berbarengan dengan pameran-pameran sains dan liburan anak sekolah. Sebut saja Gothenburg Science Festival sebagai contohnya.
Untuk dapat mempresentasi hasil penelitian yang kompleks menjadi sebuah presentasi ilmiah populer terdapat beberapa tips umum yang dapat diikuti agar gagasan atau ide yang terkandung dapat ditangkap oleh para pendengar yang umumnya awam:
1. Know your Audience
Walaupun pendengar presentasi ilmiah populer sudah bisa dipastikan adalah orang-orang dengan latar belakang yang berbeda dengan presenter, presenter wajib mengetahui sedikit banyak tentang siapa yang akan menjadi pendengar presentasinya. Semisal, apakah pendengar presentasinya adalah masyarakat dengan latar belakang pekerjaan yang homogen atau heterogen? Bagaimana dengan rata-rata latar belakang pendidikannya? Atau bagaimana dengan adat-istiadat atau budaya yang berlaku secara umum di tempat tersebut? Hal ini sangat penting untuk dipersiapkan, karena kadang kala istilah-istilah tertentu yang bersifat humor di suatu tempat dapat menjadi istilah yang bersifat kasar atau caci maki di tempat lainnya.
2. Show the Relevance
Setelah mengetahui secara umum siapa yang akan menjadi pendengar dalam presentasi ilmiah populer yang akan dilaksanakan, poin kedua yang patut diperhatikan dan akan mudah dilakukan adalah mencari benang merah atau keterhubungan antara hasil sains yang akan dipresentasikan dengan pendengar presentasi ilmiah kita. Jika pembicara tidak memberi tahu pendengar mengapa hasil penelitian ini penting untuk mereka, pembicara akan sangat sulit untuk tetap mendapat atensi dari para pendengar.
3. Tell Compelling Stories
Setelah berhasil memperoleh atensi para pendengar, langkah selanjutnya adalah membuat ilustrasi cerita yang menarik sebagai latar belakang presentasi ilmiah populer kita. Bisa saja dengan membuat tokoh fiksi, memodifikasi suatu cerita yang umum diketahui pendengar atau menceritakan kembali suatu kejadian atau fenomena alam yang terkait dengan sains yang akan disampaikan.
4. Simple and Straight forward
Penggunaan bahasa yang ruwet, panjang dan bertele-tele seringkali merupakan sebuah kecenderungan dalam mempresentasikan hasil-hasil penelitian. Namun dalam presentasi ilmiah populer, hal ini sangat tidak dianjurkan. Pergunakanlah bahasa sehari-hari yang ringan dan mudah dipahami. Percayalah, ketika anda sudah memahami sebuah ilmu pengetahuan dengan baik anda akan mudah menjelaskannya dengan bahasa yang sederhana.
5. Use Attractive Visual Illustration
Ketika mendengar sebuah presentasi, otak kita mengelola informasi dari sedikitnya dua indra sekaligus yakni indra pendengaran dan indera penglihatan. Indra pendengaran kita akan menangkap suara si pembicara dan indera penglihatan kita akan melihat ilustrasi presentasi di depan kita. Bayangkan jika yang pendengar lihat adalah juga merupakan sebuah tulisan yang panjang dan bahkan susah terbaca? Otak kita akan mengalami cognitive flooding atau yg sering dikenal dengan istilah ”death by powerpoint”. Untuk itu dalam presentasi ilmiah populer, pergunakanlah banyak gambar yang menarik. Hilangkan penggunaan bullet points yang berisi kalimat-kalimat panjang. Niscaya, ide dan gagasan yang ingin disampaikan dalam presentasi sains popular kita dapat diterima dengan baik oleh para pendengar.
Gambar 1. Menggunakan Attractive Visual untuk Menjelaskan Data (Sumber: Milik Pribadi)
Salah satu bentuk aplikasi attractive visual illustration untuk menyampaikan ide-ide bisa dibaca lebih lanjut lagi di salah satu blog yang terbit sebelumnya dari PPI Swedia, https://ppiswedia.se/masakini/lund-kulturnatten-ala-student-chapter-optical-society/.
Tertarik memulai Presentasi Ilmiah Populer di Indonesia? Teman-teman pembaca dapat memulai dan menjadi pelopornya!
Sumber Referensi:
https://blog.nationalgeographic.org/2013/10/11/5-simple-tips-for-communicating-science/
6 speaking tips for scientists and engineers
I.P.A. Putra
Ph.D. Candidate in Machine and Vehicle System
Chalmers University of Technology
Tulisan saya yang lain:
Editor: Mochamad Sunaryadi