Ditulis oleh Made Sania Saraswati | Foto oleh Cornellius Yudha Wijaya
Ada satu tradisi di Swedia yang wajib dirayakan setelah spring semester berakhir, yaitu Midsommar alias Midsummer. Tradisi ini menandai pertengahan musim panas, yang lucunya cuaca baru terasa benar-benar seperti musim panas setelah Midsommar ini berlalu. Ibarat lebaran di Indonesia, semua orang mudik ke pedesaan untuk berkumpul dengan keluarga dan merayakan tradisi ini sehingga kota-kota besar selalu sepi dan banyak toko tutup – jadi ingat untuk tidak datang ke Stockholm dan kota lainnya pada hari yang penting ini! Biasa dirayakan dua hari dan dimulai dengan Midsommar Eve yang biasanya jatuh pada tanggal 19 dan 25 Juni, namun tahun ini jatuh pada 23 Juni.
Salah satu keuntungan menjadi mahasiswa di Uppsala adalah Bu Jojo alias Ibu RT. Beliau sangat mengayomi para mahasiswa di sini dan mendukung kegiatan-kegiatan kami seperti saat parade Kulturernas dan makan siang internasional. Sehingga di musim panas, beliau mengundang kami semua dan teman-teman lain untuk mengalami tradisi Swedia ini. Berhubung perayaan ini sangat besar, para mahasiswa di Uppsala mengirimkan perwakilan (maksudnya mereka yang secara sukarela) untuk membantu Bu Jojo dalam persiapan Midsommar dari beberapa hari sebelumnya. Terima kasih teman-teman!
Maypole menjadi fokus dari Midsommar Eve, di mana nantinya semua orang akan menari mengelilingi maypole sambil bernyanyi. Para mahasiswa digerakkan untuk mengumpulkan bunga di area sekitar rumah Bu Jojo (Swedia saat musim panas penuh dengan bunga-bunga liar yang indah) sebagai bahan pembuatan maypole. Sebetulnya wreath (rangkaian bunga bundar seperti yang dipakai Bu Jojo) juga biasa dirangkai dengan bunga-bunga liar, namun Bu Jojo sudah menyiapkan wreath plastik yang memudahkan kami sehingga tidak perlu repot bikin.
Tidak hanya WNI di Swedia yang hadir di Midsommar Bu Jojo, namun juga para kerabat internasional. Batas waktu dalam merayakan tradisi bisa dibilang hampir tidak ada. Di hari Jumat, 23 Juni lalu dari pukul 10 pagi sampai 9 malam, masih banyak yang hilir-mudik.
Setelah wara-wiri menata meja, merangkai maypole dan makan angin akhirnya makan siang dimulai pukul 13:00. Menu makanan merupakan kombinasi dari kuliner Indonesia dan Swedia. Ikan herring dicampur dengan pecel bukanlah menu yang disarankan, lebih baik membagi porsi menjadi dua (atau lebih) karena beberapa makanan tidak baik untuk dimakan secara bersamaan.
Seperti makanan, permainan setelah makan pun merupakan kombinasi antara Indonesia dan Swedia. Kami bermain kubb dan tarik tambang sambil menunggu makanan untuk dicerna sehingga bisa menyantap beberapa porsi lagi.
Perayaan Midsommar Eve ini adalah sesuatu yang tidak boleh dilewatkan. Salam dari kami dan sampai jumpa di Uppsala!