Oleh: PPI Swedia
Helsinki (13/11/16) – Dalam rangka membangun komunikasi dan memetakan sumber daya diaspora Indonesia khususnya para pelajar, akademisi, peneliti, dan profesional yang berdomisili di wilayah Nordik dan Baltik, pelajar Indonesia yang tergabung dalam Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di wilayah Nordik (Finlandia, Denmark, Swedia, Norwegia, Islandia) – Baltik (Estonia) kembali menggelar acara konferensi internasional tahunan Nordic-Baltic Indonesian Scholar Conference (NBISC) yang ke-3 pada 12-13 November 2016 di Helsinki. Pada tahun ini PPI Finlandia mendapatkan kehormatan untuk menjadi tuan rumah dari acara tersebut dengan dukungan penuh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Helsinki. Sebelumnya NBISC ke-2 pada 2015 dilaksanakan di Stockholm oleh PPI Swedia, serta NBISC ke-1 pada2014 di Copenhagen oleh PPI Denmark.
Konferensi ini merupakan wadah dalam meningkatkan komunikasi dan diskusi para akademisi Indonesia di wilayah Nordik dan Baltik, serta dalam membangun kerjasama dan memperkuat ikatan keilmuan di berbagai bidang untuk bertukar pikiran dan memberikan saran untuk pembangunan Indonesia yang terinspirasi dari kebijakan-kebijakan negara-negara Nordik dan Baltik.
Peserta dan Panitia NBISC ke-3 tahun 2016, Helsinki, Finlandia
Setelah sambutan dari wakil dari KBRI Helsinki, konferensi diisi dengan presentasi mengenai Nordic Cultures Point oleh Senior Communication Nordic Culture Point, Emilia Koivunen, yang menjelaskan kerjasama yang dapat dilakukan antara pelajar Indonesia dengan Nordic Cultures Point. Lalu acara dilanjutkan dengan diskusi panel dengan tema ”Bekerja di Negara Nordik” yang menghadirkan para profesional yang bekerja di Negara Nordik seperti Rio Wibowo (Nokia), Andhikaputra (KONE), Rafika Ida Mutia (Ericsson), dan Rosemary N-S (Hanken University) dimana mereka berbagi pengalaman dan tips dalam bekerja dan mencari kerja di Negara nordik.
Salah satu kegiatan utama konferensi ini adalah presentasi poster dari para pelajar Indonesia di wilayah Nordik-Baltik, dimana pada tahun ini terdapat 20 abstrak poster yang berhasil dipilih oleh panitia untuk dapat dipresentasikan kepada 68 peserta yang hadir. PPI Swedia pada tahun ini berpartisipasi dengan mengirimkan 2 (dua) poster untuk dipresentasikan, yaitu dari Nanda A. Noor (Lund University) dengan judul “What Can Indonesia Learn: Sweden’s Strategy for Sustainable Consumption” dan Yusak Budi Susilo (Lund University) dengan judul “Fluorescent reporter system for monitoring the production of staphylococcal enterotoxin A in real time”.
Presentasi poster oleh Nanda A. Noor (Lund University, Swedia)
Presentasi poster oleh Yusak Budi Susilo (Lund University, Swedia)
Antusias dari para peserta konferensi sangat tinggi terhadap poster-poster yang dipresentasikan dimana minat untuk dapat menggali informasi atas masing-masing poster tersebut terlihat dari kerumunan peserta yang secara aktif berdiskusi seputar poster yang dipresentasikan. Di penghujung acara, panitia memilih poster dari Rizky Suganda Prawiradilaga (PPI Denmark) dengan judul “Aktivitas Fisik & Kebiasaan Makan Sehat Indonesia-Denmark”sebagai poster terfavorit pilihan peserta.
Panitia pun menutup acara NBISC ke-3 pada tahun ini dengan menyuguhkan inspirasi kemandirian dan kewirausahaan dari Rio Wibowo (Uni Papua) dan Arradi Nur Rizal (Polyglot Indonesia dan Zywie Lab). Pesan utama mereka adalah bahwa sangatlah mungkin bagi siapapun warga Indonesia untuk berkontribusi dan memberi dampak langsung untuk negaranya, meski sedang tinggal di negara lain.
Tentang Negara-Negara Nordik-Baltik
Wilayah Nordik merupakan wilayah yang unik dibandingkan dengan wilayah Eropa lainnya. Pada tahun 2016, Forbes menempatkan 4 (empat) Negara Nordik-Baltik kedalam “Top 20 most competitive countries in the world”. NBISC merupakan kegiatan yang sejalan dengan program kerja pemerintah Republik Indonesia yang saat ini gencar meningkatkan hubungan kerjasama dengan negara-negara Skandinavia khususnya pada sektor energi dan perikanan.
Pada bulan September 2016 Menteri BUMN Rini Soemarno bersama dengan beberapa direksi BUMN melakukan kunjungan kerja ke Finlandia, Swedia, Norwegia dan berakhir di Denmark. “Secara teknologi mereka sangat maju. Saya menekankan bahwa kami ingin bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan Skandinavia ini karena etos kerja mereka sangat baik,” ujar Menteri Rini Soemarnodi sela-sela kunjungan kerja kebeberapa Negara Eropa, di Kopenhagen, Denmark.
Sebagai pelajar yang memiliki kesempatan belajar di Negara Nordik, kita semua memiliki competitive advantages dalam memahami kultur Negara Nordik karena tugas kita sebagai pelajar tidak hanya mengenyam pendidikan namun mengaplikasikan penelitian dan pengetahuan yang kita miliki untuk masyarakat dan bangsa.Oleh karena itu, selain belajar kita perlu membangun networking dan terus melakukan inovasi agar Indonesia dapat menjadi bangsa yang maju dan kompetitif di masa yang akan datang.