Doc : pribadi
Mungkin jika mendengar tentang kata desain lanskap di Eropa, kita akan berpikir mengenai taman besar yang bergaya klasik nan rapi. Namun, sesungguhnya lanskap tidak hanya berbicara mengenai taman besar yang luas. Detail urban sekecil apapun, termasuk bangku dan pemilihan jenis permukaan lantai, itu juga adalah hal yang dipelajari oleh para desainer lanskap. Ada banyak elemen lanskap, baik secara disadari atau tidak, yang bisa memberi nilai lebih dari sekedar keindahan. Berbagai pernik taman juga bisa memberi rasa kenyamanan atau bahkan edukasi. Oleh karena itu, saya ingin membagikan beberapa elemen desain lanskap yang saya temui di Swedia yang terlihat kecil atau bahkan tidak disadari, namun sesungguhnya sangat menarik dan tidak mustahil untuk diaplikasikan di manapun. Yuk kita simak!
Bangku Unik
Bangku sangatlah penting sebagai tempat kita beristirahat maupun ngobrol di taman, namun karena bentuk dan ukurannya yang cenderung kecil dan tidak wah, kadang kita tidak sadar peran penting bangku tersebut. Bangku taman tidak hanya memegang fungsi estetik, melainkan fungsi kenyamanan bahkan fungsi sosial yang implikasinya bisa bermanfaat untuk kesehatan mental. Berikut adalah beberapa desain bangku taman yang menurut saya idenya unik dan menarik:
- Bangku hangat
Doc : pribadi
Bangku hangat di Helsingborg
Sesuai namanya, bangku yang cukup panjang ini benar-benar hangat ketika diduduki! Tidak hanya permukaan duduknya, bahkan sandaran dan railingnya juga cukup hangat. Mengapa bisa demikian? Jadi, bangku ini terbuat dari pipa yang dialiri oleh gas sehingga bangku ini senantiasa hangat sepanjang tahun, seperti di foto kedua. Mungkin efeknya tidak terlalu terasa ketika musim panas, namun percayalah bangku ini sungguh menyelamatkan nyawa saya ketika saya sedang kedinginan ketika berjalan-jalan di Helsingborg, Skåne. Sekali duduk di sini, teman-teman pasti jadi mager dan merasa sulit untuk kembali beranjak pergi hehe. Bagi teman-teman yang penasaran rasanya duduk di bangku hangat, bisa mampir di lokasi ini https://goo.gl/maps/voMNbpyKCcEtD1Xo6.
- Bangku Persahabatan (vänskapsbänkarna)
Doc : pribadi Bangku persahabatan di Helsingborg
“A hello can save lives.”
Sepintas bangku kuning ini terlihat seperti bangku biasa, namun sesungguhnya bangku ini punya makna yang lebih dalam. Statistik Swedia menunjukkan bahwa pada tahun 2020, 1441 orang meninggal karena bunuh diri di Swedia, dan hal itu adalah penyebab kematian paling umum di antara orang berusia 15-24. Salah satu penyebabnya adalah kebiasaan orang Swedia untuk cenderung pemalu, tidak biasa mengutarakan pendapat ataupun curhat, dan kurang bersosialisasi. Oleh karena itu, pemerintah Helsingborg berusaha mendorong warganya untuk saling berbicara mengenai apapun agar dapat mencegah apa yang seharusnya tidak terjadi,….. terjadi. Bangku kuning ini disebut Bangku Persahabatan (vänskapsbänkarna), dan bangku ini dipasang di beberapa tempat yang berbeda di penjuru Helsingborg. Harapannya, ketika seseorang duduk di sini, berarti orang tersebut terbuka untuk berbicara ataupun mendengar. Teman-teman bisa membaca lebih lanjut mengenai konsep bangku ini serta beberapa cerita mengenai pentingnya berbicara dari para ambassador. Jadi, desain elemen furniture lansekap sekecil bangku ternyata juga bisa mendorong kesehatan mental warganya. Metode yang unik dan proaktif ya!
- Bangku inklusif?
Bangku unik ini saya temui di Skrylle nature reserve di Sodra Sandby, Skåne. Desainnya sih biasa aja, tetapi konfigurasinya sangat menarik bagi saya. Mengapa bangku tersebut ditata seperti itu? Apakah untuk mengakomodasi pengguna kursi roda supaya bisa makan bersama-sama? Atau mungkin untuk stroller bayi supaya orang tua bisa mengawasi anaknya? Semua tergantung kreativitas dan kebutuhan pengguna, segala kemungkinan bisa diakomodasi. Hal ini membuktikan bahwa kadang desain tidak perlu wow dan megah, bahkan cukup modifikasi saja bisa menjadi karakter yang menarik.
Doc : pribadi
Doc : pribadi
Bangku inklusif di Sodra Sandby
Ballot Bin
Doc : pribadi
Ballot bin di Stockholm dan Uppsala
Ballott bin ini produk Inggris, tapi saya juga bisa menemukannya di beberapa ruang publik di Swedia. Sesuai namanya, tempat sampah khusus puntung rokok ini sekaligus juga berfungsi sebagai sarana voting antara dua pilihan. Jadi, produk ini tidak hanya mendorong masyarakat untuk membuang sampah puntung rokok pada tempatnya, tapi juga bisa menjadi alat untuk voting warganya. Sekarang, membuang sampah bisa jadi menyenangkan!
Foto pertama adalah ballot bin yang saya temui di Stockholm. Bin ini memiliki pertanyaan ‘Apa pendapat Anda mengenai skuter listrik?’, dan pilihan jawabannya adalah ‘jättekul’ (asyik banget) atau ‘en plåga’ (siksaan). Bisa kita lihat bahwa mayoritas menjawab ‘en plåga’ alias ganggu banget. Memang, skuter listrik menjadi perdebatan di Swedia karena seringkali menjadi gangguan di jalur sepeda, serta pengguna kerap kali meninggalkan skuter mereka secara sembarangan dan tidak teratur. Dari sini kita bisa melihat bahwa memang banyak warga yang tidak suka dengan keberadaan skuter listrik.
Ballot bin kedua saya temukan di Uppsala sifatnya lebih seperti kuis yang edukatif, dan jawabannya bisa dicek di website pemerintah kotanya. Ballot bin ini pertanyaannya ‘Berapa banyak snus di Swedia yang dibuang ke sistem pembuangan limbah setiap tahun?’, dan pilihan jawabannya adalah ‘1 lastbilslast’ (1 truk) atau ‘100 lastbilslast’ (100 truk). Jawaban yang benar bisa dicek di websitenya maupun di QR code yang tertera. FYI, snus adalah sachet tembakau substitusi rokok yang sangat populer di Swedia. Memang snus ini kecil, tapi sampahnya menumpuk seperti kantong teh kecil, belum lagi case plastiknya. Jadi, ballot bin ini berusaha meningkatkan awareness mengenai betapa tingginya jumlah sampah per harinya.
Mural Mosaik
Doc : pribadi
Dinding mosaik di Kungstorget, Gothenburg
Sejak tahun 2013, komite festival budaya di Gothenburg berupaya untuk melibatkan masyarakat dalam karyanya, sehingga mereka mengajak anak-anak dari berbagai wilayah di Gothenburg untuk menciptakan seni mosaik dengan dibimbing oleh seniman Saber Rezgar Alipanha dari Mosaikfabriken. Inisiatif ini sangat menarik karena selain melibatkan warga, hal ini juga salah satu bentuk daur ulang yang kreatif. Sejak saat itu, lebih dari 4000 siswa telah bertemu, membuat teman baru, dan bersama-sama membuat karya mosaik yang hasilnya dipasang di sekitar Kungstorget. Dinding yang semula abu-abu membosankan kini penuh warna dan ceria, hasil dari partisipasi warganya. Selain meningkatkan kreativitas warga, meningkatkan nilai estetika kota dan mengurangi sampah, adanya hal ini bisa menjadi karakter dari tempat ini di Gothenburg. Dinding ini menjadi simbol bahwa kota ini milik rakyat, masyarakat terlibat dalam pembangunan kota.
Jalur Pesepeda Jadi Prioritas
Doc : pribadi
Sepintas tidak ada yang spesial dari jalur ini, namun jika teman-teman cermati, penyeberangan ini levelnya setara dengan trotoar, dan lebih tinggi daripada jalan aspal untuk kendaraan. Mengapa demikian? Jadi, jalur penyeberangan ini memang ditujukan untuk pengendara sepeda dan pejalan kaki, oleh karena itu jalurnya didesain selevel dengan trotoar agar menciptakan efek seamless. Memang, menjadi pesepeda dan pejalan kaki di Swedia sungguh sangat aman dan nyaman. Pesepeda dan pejalan kaki punya jalur tersendiri, terutama di jalan raya di kota besar. Merekalah prioritas di jalanan. Mereka bisa langsung menyeberang dengan lancar tanpa harus melalui gundukan, justru pengendara mobil yang dipaksa berjalan lambat atau berhenti karena adanya gundukan tersebut. Hal ini salah satu metode untuk memperlambat kendaraan secara samar sehingga keamanan semua pengguna jalan bisa terjaga.
Itulah sekelumit pernik unik desain lanskap urban di Swedia yang saya temui secara langsung. Sebenarnya masih banyak sekali elemen-elemen yang bisa digali di semua ruang public, tergantung bagaimana kita mencermati dan lebih peka terhadap intensi dari desain yang ada. Semoga contoh-contoh di atas bisa menjadi inspirasi bagi teman-teman untuk tidak melewatkan elemen sekecil apapun, dan membuatnya memiliki nilai yang lebih dari sekedar indah, namun juga harus fungsional. Semoga bermanfaat!
By : Ifa Nur Ainina
Landscape Architecture Master’s Programme, Swedish University of Agricultural Sciences (SLU)
Editor : Ayu Puspawati