Oleh: Muhammad Kurnia Bijaksana
Hammarkulle adalah daerah di timur laut kota Gothenburg yang merupakan salah satu daerah dengan diversitas penduduk yang tinggi. Mulai dari amerika latin sampai timur tengah. Sejak tahun 70-an, warga setempat berinisiatif mengadakan karnaval yang diikuti oleh orang-orang dari berbagai negara dalam rangka merayakan diversitas yang ada di sini. Mereka menggunakan kostum warna-warni, flashy, dan indah yang merepresentasikan negara mereka. Pada tahun ini, Hammarkullekarnevalen, atau karnaval Hammarkulle, diadakan pada tanggal 28 Mei. Ada parade, jajanan dari berbagai negara, dan stage performance. Di sini kita bisa menikmati jajanan dari berbagai negara, dari mulai Belgian waffle, sampai Balkan Ćevapi.
Salah satu peserta di festival tersebut adalah Indonesiska Föreningen i Göteborg, atau forum orang Indonesia di Gothenburg. Dengan pakaian tradisional (Sumatera Barat dan Bali), mereka menampilkan 2 tarian daerah. Saya berada di antara mereka.
Penampilan pertama adalah tari Cendrawasih, yang ditampilkan oleh Mbak Dita dan Mbak Yeni. Dengan pakaian Balinya, mereka menampilkan tarian yang meniru burung cenderawasih ini dengan anggun dan mempesona para penonton.
Lalu dimulailah tarian kedua, Tari Serampang Dua Belas. Tarian yang berasal dari Deli Serdang ini, merepresentasikan perjalanan muda-mudi dalam mencari cinta. Gerakan tarian ini sarat akan filosofi perjalanan cinta pemuda dan pemudi Indonesia. Santun, halus, dan penuh rasa hormat terhadap lawan jenisnya. Saya dan Luki, sebagai perwakilan mahasiswa Indonesia memerankan laki-laki, sementara Mbak Herny dan Mbak Gamma memerankan perempuan.
Kami hanya punya waktu sebulan untuk mempersiapkan dan melatih gerakan tarian yang rumit ini. Kami melakukan beberapa kesalahan. Namun, melihat reaksi penonton yang bersorak dan bertepuk tangan, nampaknya mereka senang dengan penampilan kami. Secara keseluruhan, semua orang di sini dapat saling menghargai keanekaragaman budaya dari berbagai negara. Sejujurnya, dulu saya tidak terlalu peduli dengan tarian, seni, atau budaya Indonesia. Namun, berada sejauh 14.000 kilometer dari rumah membuat saya sadar akan kecantikan budaya Indonesia. Dengan adanya kesempatan merepresentasikan tanah air di lingkungan internasional ini, saya dapat memperkenalkan indahnya Indonesia di mata dunia. Ditambah lagi, saya dapat mengenal budaya dari negara-negara lain, lengkap dengan filosofi dan keindahannya. Festival ini diadakan setahun sekali. Tentu saja, saya dengan senang hati bersedia untuk tampil lagi tahun depan. Mungkin dengan menampilkan sesuatu yang berbeda dari negeri kita yang memiliki ribuan seni untuk ditampilkan. Kecintaan saya terhadap bela diri membuat saya ingin menampilkan seni bela diri asli Indonesia, silat untuk penampilan dari perwakilan Indonesia.