Jika pada dua tulisan sebelumnya, saya membagikan tips tips travelling. Kali ini saya akan share tentang apa saja yang harus diperhatikan selama traveling dari Swedia. Berikut saya rangkum.
- Cuaca. Tidak hanya cuaca di negara tujuan, namun cuaca di Swedia itu sendiri. Sangat lumrah bagi mahasiswa di sini untuk selalu mengecek cuaca kemanapun dan kapanpun mereka hendak pergi. Sebagai contoh, ketika saya mengunjungi Italia pertengahan bulan Agustus yang notabene masih musim panas. Sekembalinya dari Roma, saya masih mengenakan celana pendek dan kemeja tipis sebab suhu di Roma pada rentang waktu tersebut masih panas. Namun karena mengambil penerbangan larut malam dan tidak mengecek cuaca di Swedia, saya tak kebagian bis kembali ke housing dan cuaca di Lund justru telah turun drastis pada bulan tersebut. Alhasil saya harus berjalan kaki sejauh kurang lebih 2 km di tengah suhu belasan derajat dengan hanya mengenakan celana pendek dan kemeja tipis.
- Cuaca dan musim juga menentukan jenis pakaian apa yang hendak dibawa ketika bepergian. Misal, bepergian di musim panas tentu pakaian yang dibawa lebih ringkas dibandingkan musim dingin yang mungkin harus menyisihkan ruang untuk jaket tebal, swater, syal, topi, sarung tangan atau pakaian dalam hangat.
Tips: jika bepergian di musim panas, carilah penginapan yang menyediakan fasilitas laundry sehingga pakaian yang dibawa tidak terlalu banyak, dapat dicuci apabila kotor selama perjalanan. Jika bepergian di musim dingin, cek dengan seksama perubahan cuaca setiap hari di daerah yang dituju. Tujuannya agar seluruh perlengkapan musim dingin yang dibutuhkan dapat dipersiapkan dari jauh hari. Bagi para pemburu aurora, cuaca di belahan bumi bagian utara sangat dinamis saat musim dingin dan penting untuk menyiapkan pakaian dan perlengkapan yang memadai jika hendak bepergian ke wilayah tersebut.
- Dokumen perjalanan. Ini salah satu hal penting yang terkadang dianggap sepele. Selalu cek apakah negara yang dituju termasuk dalam wilayah Schengen jika bepergian hanya mengandalkan Residence Permit dan Paspor. Saya punya pengalaman ketika menyeberang dari Montenegro ke Makedonia Utara melalui Albania. Polisi perbatasan sempat menginterogasi dan melarang saya masuk ke Albania sebab saya tak memiliki visa Albania. Sempat kebingungan dan panik sebab bagaimana saya harus luntang-lantung di perbatasan antah-berantah. Namun ketika saya jelaskan bahwa saya tinggal di Swedia dan menunjukkan Residence Permit, saya diperbolehkan melewati perbatasan.
Pun ketika mengajukan aplikasi visa via online, sebaiknya perhatikan dengan seksama apakah laman website yang dibuka adalah laman ofisial pemerintah negara tersebut atau ternyata laman agensi tur yang mengkamuflase dan meniru dengan sangat detail tampilan laman website pemerintah. Saya punya pengalaman buruk ketika mengajukan visa online ke Turki. Sebab mengajukan tengah malam dan sedikit mengantuk, saya kurang jeli memperhatikan ternyata website yang saya buka adalah milik agensi tur yang menyerupai tampilan website pemerintah. Alhasil saya tak sengaja mengajukan visa via agensi tersebut dan membayar biaya tambahan yang cukup banyak, yang sebenarnya tak perlu dibayarkan jika mengajukan via website pemerintah dengan proses dan waktu tunggu yang lebih sedikit. Untungnya visa saya tetap benar-benar diproses dan dikeluarkan meski harus rugi beberapa lira.
Ketika bepergian dengan Residence Permit yang masa berlakunya sebentar lagi habis juga harus jeli. Terkadang petugas imigrasi akan bertanya-tanya sampai kapan kita akan tinggal di Swedia dan proses interogasi ini akan memakan cukup banyak waktu. Jika memang telah atau dalam proses memiliki Residence Permit baru, sebaiknya tunjukkan Residence Permit baru atau email informasi dari imigrasi Swedia bahwa Residence Permit baru tengah dalam proses pembuatan. Jika memang tak memperpanjang Residence Permit, maka cukup jelaskan dengan detail dan ringkas pada petugas imigrasi tentang berapa lama rencana tinggal di Swedia dan kapan akan pulang.
Pemeriksaan kelengkapan dokumen perjalanan sangat lumrah di pos-pos perbatasan negara Eropa yang belum termasuk dalam wilayah EU seperti ini.
- Riset dan perencanaan yang baik. Ini adalah yang paling penting dan sengaja saya tempatkan paling akhir. Saya pribadi selalu mempersiapkan rencana perjalanan minimal sebulan sebelum keberangkatan. Itulah sebabnya saya menyarankan untuk booking akomodasi dari jauh-jauh hari sebab dengan begitu anggaran perjalanan dapat dihitung terlebih dahulu. Jika tiket transportasi dan penginapan telah dibeli atau setidaknya di-booking via kartu kredit / debit, biaya yang perlu dipersiapkan selama perjalanan hanya mencakup biaya makan sehari-hari, transportasi dalam kota atau tiket-tiket wisata dan oleh-oleh.
Saya adalah tipe pejalan marathon, dalam artian akan memaksimalkan untuk bepergian ke sebanyak mungkin kota atau negara dalam kurun waktu tertentu. Selalu sediakan rentang waktu paling tidak dua atau tiga hari untuk satu kota atau wilayah. Selain tidak terlalu memforsir diri sendiri, juga menghindari kejadian-kejadian tidak mengenakkan yang bisa jadi mengganggu rencana perjalanan keseluruhan. Seperti ketika saya pergi ke Mostar, Bosnia. Saya ketinggalan bis di Ljubljana, Slovenia, dan harus menginap satu malam di Zagreb, Kroasia, karena bis menuju Mostar selanjutnya tersedia keesokan siang. Hal ini tentu mengganggu perencanaan perjalanan. Namun karena saya menyediakan waktu tiga hari di Mostar, keterlambatan satu hari di Kroasia tidak mengganggu rencana perjalanan selanjutnya karena masih ada waktu dua hari yang dapat dimanfaatkan.
Tips: selalu cek apakah tempat-tempat wisata yang dituju menjual tiket masuk via online atau tidak. Jika iya, sebaikanya beli semua tiket masuk wisata via online dari jauh-jauh hari. Kekurangannya tentu rencana perjalanan akan sangat ketat dan mengurangi fleksibilitas selama perjalana. Namun hal ini sangat membantu untuk menghindari antrian yang sangat panjang (dan membuang-buang waktu dan energi) di daerah wisata yang sangat umum di musim liburan serta membantu menyusun anggaran perjalanan menjadi lebih cermat. Jika tidak memiliki tujuan spesifik di kota yang dicapai, dapat dengan mudah blogwalking di internet dengan memasukkan kata kunci “one day trip in….”. Ada banyak travel blog yang memberi ulasan tempat-tempat wisata di suatu wilayah beserta aksesibilitasnya dalam waktu satu atau dua hari.
Sekilas itulah beberapa tips dan trik dari saya jika ingin bepergian dari Swedia. Ingat, beriwsata adalah bagian dari kebutuhan dan menjaga well-being selama studi, terutama pasca menghadapi beban akademik yang berat, perbedaan budaya atau mungkin untuk menanggulangi depresi musim dingin yang tak jarang menghinggapi mahasiswa Indonesia. Sebagai orang yang tinggal di Swedia, negara ini sangat mendukung keseimbangan antara bekerja dan waktu luang sehingga bepergian bukanlah sekedar gaya hidup semata. Jadikan kesempatan untuk melihat belahan dunia lain sebagai salah satu motivasi untuk berjalan sejauh mungkin menuntut ilmu, namun tak lupa juga dengan kewajiban utama sebagai pelajar. Selamat berkeliling!
Izzan Fathurrahman
MSc. Development Studies at Lund University
Lund
Editor: Ria Ratna Sari