Plagiarisme dan Konsekuensinya Berdasarkan
Sistem Pendidikan Tinggi Swedia
Plagiarisme merupakan musuh bersama dalam dunia akademik tak terkecuali di dalam sistem pendidikan tinggi di Swedia. Untuk memerangi plagiarisme, ancaman sanksi yang diberikan kepada mahasiswa dalam sistem pendidikan tinggi Swedia pun tidak main-main dengan konsekuensi terberat berupa hukuman skorsing 6 bulan dari kegiatan perkuliahan bagi yang melanggar (10 kap. 1-2 § SFS 1993:100). Namun dalam prakteknya, tindakan plagiarisme masih kerap terjadi baik disengaja maupun tidak disengaja. Oleh karena itu, di bagian berikutnya penulis akan menjelaskan lebih lanjut mengenai pengaturan plagiarisme di Swedia secara umum dan secara khusus di perguruan tinggi tempat penulis berkuliah di Uppsala University dan Sveriges Lantbruksuniversitet (SLU).
Definisi Plagiarisme dan Sistem Pengecekan Plagiarisme di Uppsala University dan SLU
Plagiarisme secara harfiah didefinisikan sebagai perbuatan mengutip karya orang lain seperti teori, data, gambar, grafik, dan berbagai bentuk karya lainnya dengan tanpa memberikan kredit kepada penciptanya dan/atau tanpa menerapkan referensi sesuai dengan standar (Uppsala University, 2016; SLU, 2020). Pada karya tertentu yang membutuhkan izin dari pencipta dan/atau penerbitnya, maka kita wajib mendapatkan izin tersebut agar tidak dikategorikan sebagai plagiarisme (Uppsala University, 2016). Bentuk plagiarisme ada berbagai macam seperti copy and paste karya orang lain, melakukan pengutipan secara kurang tepat, tidak memberikan kredit kepada pembuat karya, tidak melakukan parafrase yang mencukupi dan lain-lain (Uppsala University, n.d.). Bahkan pengutipan terhadap karya kita sendiri pun dapat ditandai sebagai plagiarisme dengan istilah “self-plagiarism” (autoplagiat) bila tidak dilakukan dengan metode referensi yang benar (SLU, 2020).
Untuk mencegah plagiarisme, perguruan tinggi di Swedia biasanya menggunakan aplikasi atau sistem pengecekan plagiarisme. Salah satu sistem yang banyak digunakan di berbagai perguruan tinggi di Swedia adalah Urkund. Berdasarkan pengalaman penulis berkuliah di Uppsala University dan SLU, seluruh tugas yang dikirimkan ke dalam sistem kampus (studentportal untuk Uppsala University dan canvas untuk SLU) akan diperiksa oleh sistem Urkund. Selanjutnya sistem Urkund akan memeriksa tugas kita dengan cara menganalisis isi tugas kita terhadap tiga macam sumber, yaitu dari sumber akademis, berbagai publikasi di internet, dan dari arsip seluruh tugas maupun karya tulis yang pernah dikirimkan ke Urkund sebelumnya (Urkund, n.d.). Setelah itu Urkund akan menyampaikan hasil analisisnya kepada pengajar dari mata kuliah yang bersangkutan. Berdasarkan hasil analisis Urkund tersebut, kemudian pihak pengajar akan menyimpulkan apakah seorang mahasiswa atau sebuah kelompok mahasiswa (jika tugas dilakukan berkelompok) layak dimintai keterangan atau dilakukan investigasi lebih lanjut atas dugaan plagiarisme. Adapun ilustrasi bagaimana Urkund bekerja adalah sebagai berikut (Gambar 2):
Gambar : Hasil analisis sistem Urkund (Dokumentasi Pribadi)
Berdasarkan gambar di atas, tabel sebelah kiri menunjukkan kalimat yang disusun oleh penulis, sementara tabel sebelah kanan berasal dari jurnal akademik yang dikutip. Lalu angka 50% menunjukkan persentase kemiripan antara dua karya tersebut. Meskipun penulis telah mengutip sumber referensi dengan benar, namun dikarenakan penulis kurang sempurna dalam memparafrasekan dengan kata-kata baru secara tepat, maka sistem Urkund akan langsung mendeteksi hal tersebut. Oleh dosen hal ini akan dipelajari lebih lanjut sebelum diputuskan dengan beberapa kemungkinan keputusan seperti dosen membiarkan hal ini karena dianggap hanya kesalahan ringan atau dosen meminta keterangan lebih lanjut kepada mahasiswa terkait adanya kemiripan ini atau dosen langsung menganggap ini sebagai pelanggaran plagiarisme. Dalam kasus tertentu dimana persentase kemiripan tulisan mencapai atau mendekati 100% serta terjadi di banyak bagian dari suatu tugas (baik esai, makalah, tesis, dan lain-lain), maka biasanya dosen akan langsung memutuskan bahwa itu adalah pelanggaran plagiarisme yang dapat berakibat hukuman 6 bulan skorsing sebagaimana yang akan penulis terangkan prosesnya di bagian berikut ini.
Pengaturan Plagiarisme di Swedia
Tindakan plagiarisme merupakan sesuatu yang tercela dalam dunia akademik dikarenakan tidak memenuhi prinsip integritas, kaedah moral, hingga perilaku etis dalam ruang lingkup keilmuan (Martin, 2013). Di Swedia sendiri regulasi mengenai plagiarisme diatur di dalam Peraturan Pemerintah tentang Pendidikan Tinggi No. 100 tahun 1993 (SFS 1993:100). Dalam bab 10 pasal 1 dan 2 regulasi tersebut diatur bahwa seluruh perbuatan terlarang (termasuk plagiarisme) yang ditujukan untuk mengelabui proses penilaian akademis akan diancam dengan hukuman mulai dari sanksi peringatan sampai skorsing maksimal 6 bulan dari kegiatan studi sebagai hukuman terberat (10 kap. 1-2 § SFS 1993:100).
Adapun hukuman tersebut tidak dijatuhkan serta merta, melainkan harus melalui proses berlapis-lapis yang dimulai dari investigasi di level departemen atau fakultas. Proses investigasi di level departemen atau fakultas diatur oleh kebijakan masing-masing universitas di Swedia. Di Uppsala University misalnya, dugaan plagiarisme akan diselidiki terlebih dahulu oleh penanggung jawab mata kuliah yang bersangkutan. Selanjutnya hasil penyelidikan tersebut dilaporkan kepada kepala departemen atau direktur yang menangani urusan kedisiplinan (biasanya Director of Studies) untuk selanjutnya diadakan semacam sidang antara kepada departemen atau direktur yang terkait dengan terduga pelaku plagiarisme (Uppsala University, n.d.). Dalam sidang tersebut, kepala departemen atau direktur akan memaparkan detail kasus dugaan plagiarisme yang terjadi beserta konsekuensinya sekaligus meminta klarifikasi dan keterangan dari sisi terduga pelaku. Setelah itu kepala departemen atau direktur terkait akan berdiskusi dengan penanggung jawab mata kuliah untuk memutuskan apakah kasus plagiarisme ini cukup diselesaikan di level mereka atau dilanjutkan untuk disidangkan di level komisi disiplin universitas (ibid.). Jika hasil investigasi tersebut memutuskan untuk dibawa ke komisi disiplin, maka komisi disiplin universitas yang beranggotakan rektor universitas sebagai ketua komite, perwakilan pengajar, perwakilan mahasiswa, dan satu orang anggota yang memiliki latar belakang profesi hakim akan bersidang dan memberikan putusan atas kasus plagiarisme tersebut (10 kap. SFS 1993:100). Adapun penggunaan komite disiplin ini sebagai panel terakhir untuk memutuskan kasus plagiarisme berlaku sama di seluruh perguruan tinggi yang berada di bawah naungan sistem pendidikan tinggi Swedia sebagaimana diatur di dalam Peraturan Pemerintah tentang Pendidikan Tinggi No. 100 tahun 1993 (SFS 1993:100). Daftar perguruan tinggi berdasarkan peraturan tersebut dapat dilihat di sini. Kemudian adanya perwakilan mahasiswa (biasanya dari student union atau semacam badan eksekutif mahasiswa) di dalam keanggotaan komisi disiplin universitas itu dimaksudkan agar mahasiswa yang menjadi pelaku dalam kasus plagiarisme bisa mendapatkan pembelaan dan perlakuan yang adil di dalam sidang.
Penutup
Kasus plagiarisme di Swedia masih kerap terjadi dimana sebagian diantaranya berlangsung secara tidak sengaja. Dalam tugas individu misalnya, kelalaian dalam menaruh referensi atau ketidakcermatan dalam melakukan parafrase dapat berakibat fatal. Sementara dalam tugas kelompok, tindakan salah satu atau lebih anggota dari sebuah kelompok yang melakukan plagiarisme dapat berefek ke anggota lainnya yang sudah mengerjakan bagian tugasnya berdasarkan kaidah akademik. Selain itu beragamnya latar belakang negara asal dari mahasiswa yang berkuliah di Swedia terkadang juga menjadi penyebab terjadinya plagiarisme secara tidak sengaja dikarenakan adanya perbedaan penafsiran mengenai pengkategorian plagiarisme di negara asal mahasiswa tersebut.
Mengingat beratnya hukuman bila kita dinyatakan melakukan plagiarisme, maka tips dari penulis adalah selalu luangkan waktu untuk memeriksa kembali tugas yang kita kerjakan sebelum dikumpulkan untuk memastikan tugas kita telah memenuhi kaidah akademik. Dalam hal tugas kelompok, langkah pertama yang harus dilakukan teman-teman adalah menegur rekan sekelompok yang melakukan plagiarisme baik sengaja maupun tidak sengaja untuk memperbaiki bagian tugasnya sebelum tugas kelompok tersebut dikumpulkan. Kemudian bila rekan sekelompok sulit diajak kerja sama dalam menghindari plagiarisme, maka alangkah baiknya bila teman-teman menyiapkan atau merekam setidaknya bukti-bukti pekerjaan yang telah dilakukan oleh teman-teman untuk mengantisipasi bila di kemudian hari teman-teman disidang atas dugaan plagiarisme yang sebenarnya dilakukan oleh rekan sekelompok. Adanya web-based software seperti Google Docs dan sejenisnya dapat dioptimalkan untuk menjaring bukti-bukti mengingat di dalam histori Google Docs jejak pekerjaan dari masing-masing anggota kelompok dapat terlacak. Melalui bukti-bukti tersebut, maka teman-teman akan memiliki alasan yang kuat jika suatu hari nanti teman-teman tersangkut kasus plagiarisme yang diakibatkan oleh rekan sekelompok.
Danar Anindito Mu’jizat
Master Programme in Sustainable Development
Uppsala University and SLU (Joint Programme)
Editor: Mochamad Sunaryadi
Daftar Referensi:
Future Educators (2017). Plagiarism Theft.
Available at: https://www.futureeducators.org/plagiarism-checkers-for-teachers/ [Accessed 13 July 2020]
Martin, B.R., (2013). Whither research integrity? Plagiarism, self-plagiarism and coercive citation in an age of research assessment. Research Policy, 42(5), pp.1005–1014.
Available at: https://doi.org/10.1016/j.respol.2013.03.011 [Accessed 13 July 2020]
Uppsala University, (n.d.). Avoiding Plagiarism.
Available at: https://www.engelska.uu.se/writing/guide/plag [Accessed 12 July 2020]
Uppsala University, (n.d.). Cheating and Plagiarism.
Available at: https://www.uu.se/en/students/your_rights/cheating/
[Accessed 12 July 2020]
Uppsala University, (2016). How to Avoid Plagiarism? Uppsala: Biology Education Centre Uppsala University.
Available at: https://ibg.uu.se/digitalAssets/331/c_331420-l_1-k_ibg-antiplagiat-en.pdf [Accessed 12 July 2020]
SFS 1993:100. Högskoleförordning. Stockholm:Utbildningsdepartementet Urkund, (n.d). Frequently Asked Questions.
Available at https://www.urkund.com/support/faq/ [Accessed 12 July 2020]
SLU, (2020). Avoid Cheating and Plagiarism.
Available at: https://www.slu.se/en/subweb/library/write-and-cite/writing-references/cheating-and-plagiarism/ [Accessed 13 July 2020]
Swedish Council for Higher Education, (2019). Annex 1: List of Higher Education Institutions for Which the State is the Accountable Authority and Their Names.
Available at: https://www.uhr.se/en/start/laws-and-regulations/Laws-and-regulations/The-Higher-Education-Ordinance/Annex-1/ [Accessed 17 July 2020]