Bukanlah tindakan yang bijak, jika memutuskan sesuatu dalam kehidupanmu hanya dengan melihat dari sisi indahnya saja. Memilih rumah, memilih mobil, memilih pekerjaan, memilih sekolah, sampai memilih jodoh sepatutnya dipertimbangkan dari berbagai sisi. Begitu juga dengan studi lanjut di luar negeri, yang tentunya tidak hanya menawarkan keuntungan-keuntungan namun juga menjanjikan tantangan dan hambatan yang sedikit banyak mampu melemahkan tekad. Hidup di luar negeri itu tidak melulu tentang gaji yang besar. Tinggal di luar negeri tidak selalu identik dengan masyarakat yang teratur. Berkelana di luar negeri itu tidaklah selalu seindah postingan IG selebgram yang fotonya kadang tidak nyambung dengan captionnya. Studi di luar negeri tidak mesti seasik teman kuliah yang selalu share foto travelling keliling eropa sambil berbagi cerita heroik (yang pinginnya) inspiratif.
Setelah membahas keuntungan-keuntungan kuliah dan tinggal di Swedia, melalui artikel ini saya ingin berbagi cerita tentang beragam hal ”menantang” yang menggambarkan sulitnya tinggal di luar negeri, khususnya di Luleå, Swedia. Simak pengalaman-pengalaman saya berikut ini:
- 1. Beberapa prosedur administrasi sipil yang lamban
Mungkin sebagai akibat dari ritme kerja yang tidak begitu berat, kesempatan cuti kerja yang sangat panjang, serta efisiensi jumlah pegawai, membuat pelayanan publik di Swedia membutuhkan waktu yang cukup panjang. Sejak pertama kali ke Swedia, kepengurusan residence permit membutuhkan waktu satu bulan atau lebih, bahkan beberapa orang bisa menunggu hingga 6 bulan. Setelah itu, pengurusan personnumer memakan waktu 2-3 bulan. Meski prosedur administrasinya lebih ringkas, namun prosesnya memerlukan waktu yang lama. Tentunya faktor keberuntungan juga sangat menentukan sehingga beberapa orang akan melalui proses administrasi yang lebih cepat. Oleh karena itu, ketika kamu sudah mengetahui akan berangkat ke Swedia atau saat ingin memperpanjang izin tinggal, lengkapi dokumen dan daftarkan dirimu sedini mungkin! Jangan menunda-nunda!
- 2. Antrian panjang mencari apartemen
Sebagaimana di beberapa negara Eropa lainnya, karena demand apartemen yang sangat tinggi dan ketersediaan apartemen yang terbatas membuat antrian sewa apartemen (first hand) menjadi sangat panjang. Pengalaman saya mencari apartemen keluarga memerlukan waktu sekitar lebih dari 1.5 tahun mengantri. Itupun bukan apartemen yang relatif murah untuk kategori apartemen pelajar. Ini kasus di Luleå, belum di Stockholm.
- 3. Pemeriksaan kesehatan dengan appointment
Selain keperluan emergency – apabila ingin memeriksa kesehatan maka harus membuat appointment terlebih dahulu. Karena lewat appointment, biasanya pemeriksaan oleh tenaga medis berlangsung dengan santai, tidak terburu-buru. Pengalaman saya, konsultasi dan pemeriksaan bisa berlangsung sampai satu jam, dibanding pemeriksaan kesehatan di Indonesia yang biasanya 5-10 menit.
Namun, bagi tenaga medis di sini tidak semua penyakit memerlukan intervensi. Penyakit anak seperti flu, pilek, batuk, demam dianggap ringan meski sudah berlangsung selama 1-2 minggu, sehingga meski datang ke halsocentral (semacam puskesmas) atau rumah sakit kami pulang tanpa diberi resep obat. Kami yang terbiasa mudah mendapatkan obat dari dokter di Indonesia, sering khawatir dan kasihan dengan anak kami karena tidak mendapatkan obat dari dokter, sehingga kami beri obat yang lazim dijual di toko obat saja. Meski sebelumnya sudah tahu bahwa hal ini lazim terjadi di beberapa negara lain, saya tetap kasihan melihat anak saya kesakitan.
Gaya hidup sehat yang dijalani oleh penduduk Swedia kemungkinan menjadi faktor yang membuat sistem ini tidak menjadi komplain signifikan bagi penduduk Swedia itu sendiri. Mereka mementingkan preventif dan promotif dibandingkan kuratif dan rehabilitatif. Maka, penting untuk menjaga kesehatan dengan pola hidup sehat saat di Swedia.
- 4. Musim dingin
Selama saya tinggal di Luleå, rekor temperature terendah yang pernah saya rasakan adalah -30°C. Suhu yang dingin ini mempengaruhi banyak hal di kehidupan kita sehari-hari, diantaranya:
- – Kulit kering bersisik, mulut kering memerah, kotoran hidung yang berdarah, tergantung seberapa sensitif kulit dan hidungmu. Jadi kamu harus rajin-rajin memakai moisturizer atau humidifier.
- – Kejutan elektrostatik dimana-mana. Ketika winter, udara menjadi kering. Karena hal inilah elektron lebih susah mengalir melalui udara. Sehingga, kamu akan lebih sering mengalami electric-shock ketika menyentuh sesuatu.
- – Ribet memakai baju. Saat winter tentu kita butuh beberapa lapis baju. Sampai -10°C saya memakai 3 lapis baju. Ketika lebih rendah dari -15°C saya memakai 4 lapis baju.
- – Membuang sampah ke ruang sampah yang jaraknya hanya 20 m dari apartemen saya menjadi pekerjaan yang tidak sederhana. Karena untuk sekedar keluar apartemen, harus memakai baju lengkap dengan sepatu sarung tangan dan topi.
Pengalaman menarik lainnya adalah memakaikan baju untuk anak sebelum keluar rumah, ditambah lagi jika anak sedang rewel atau tidak kooperatif. Memakaikan satu lapis baju saja sudah perjuangan yang melelahkan karena anaknya kurang kooperatif. Padahal masih ada beberapa lapis baju lagi yang harus dipakai plus sarung tangan, kaos kaki dua lapi, sepatu dan topi. Belum berakhir sampai di situ, karena saking drama dan lamanya memakaikan 3-4 lapis baju, si anak kemudian tidur ketika semua baju sudah berhasil dipakai. Akhirnya, karena ketiduran, si anak tidak jadi ikut pergi dan harus tidur di rumah. Dengan kata lain, keempat baju yang baru saja berhasil dipakai, harus dilepas lagi satu persatu tanpa membuat sang anak terbangun. Itu baru satu anak, bayangkan kalau punya dua anak….. Semoga hidup anda diberkahi 😀
- 5. Tantangan bepergian
Karena saya tidak mempunyai mobil, saya biasa menggunakan bus atau sepeda untuk bepergian. Namun di musim dingin, bersepeda tidak lagi senyaman ketika summer. Jalan yang bersalju atau icy membuat bersepeda harus ekstra hati-hati. Untuk jarak yang tidak terlalu jauh, kita tetap bisa jalan kaki. Tapi watch your step! Kalau nggak, bisa kebanting di atas jalan es.
Selain itu, mendorong baby stroller di atas fresh snow sangatlah berat. Jika jarak perjalanan cukup dekat, kamu bisa gendong anakmu saja, tanpa stroller. Stroller juga bisa jadi penyeimbang untuk jalan kaki di atas es agar tidak mudah terpeleset.
- 6. Rumah sakit yang jauh
Kebetulan di Luleå hanya ada 1 rumah sakit pusat yang melayani beberapa municipalities. Dan letaknya berada di antara municipality-municipality tersebut, atau berada di wilayah suburban. Selain itu, banyak juga halsocentral yang ada di hampir setiap ”kecamatan”, yang melayani pengecekan kesehatan ringan.
Namun halsocentral hanya buka saat hari dan jam kerja normal. Untuk keperluan darurat, kamu harus merujuk ke rumah sakit pusat yang jaraknya cukup jauh.
- 7. Proses melahirkan
Dari pengalaman melahirkan anak di Swedia, jika kamu akan melahirkan kamu tidak boleh tinggal di rumah sakit jika belum benar-benar akan melahirkan. Jika masih bukaan tiga, atau empat, kamu akan disuruh pulang oleh pihak rumah sakit meski sudah meringis-meringis menahan sakit dan ketuban sudah pecah. Istri saya, karena masih memegang mindset Indonesia, tiga kali bolak-balik rumah sakit sampai menunggu bukaan tujuh baru boleh stay di rumah sakit untuk menunggu persalinan.
- 8. Ongkos taksi yang mahal
Karena tidak mempunyai mobil sendiri, maka di beberapa kesempatan taksi merupakan satu-satunya pilihan yang tidak bisa dihindari. Saya teringat ketika malam istri saya mulai kontraksi melahirkan, kami bolak balik dari rumah ke rumah sakit sebanyak tiga kali, separuhnya kami menggunakan taksi, sisanya diberi tumpangan oleh teman. Sekali naik taksi dari rumah ke rumah sakit atau sebaliknya adalah sekitar 300-400 kr, ditambah charge untuk pinjam baby seat (anak dan bayi wajib menggunakan baby seat khusus) sebesar 100-150 kr. Jadi perjalanan dari rumah ke rumah sakit menghabiskan biaya sebesar ± 730an ribu rupiah untuk sekali perjalanan pergi atau pulang. #hooraangkaya…:D
- 9. Perjalanan jauh jika mudik
Tidak ada direct flight dari Swedia ke Indonesia. Oleh karenanya, jika ingin mudik, maka siapkan stamina karena perjalanan akan sangat lama. Relatif terhadap itinerary dan harga tiket, perjalanan dari kota saya Luleå ke Indonesia (jakarta/bali) adalah sekitar 25 – 37 jam. Kalau dari stockholm sekitar 16-30 jam, dengan transit sekitar 2-4 kali. Kalau kamu tinggal di kota kecil di Indonesia, maka ditambah satu transit lagi untuk sampai ke kotamu.
- 10. Pembantu yang mahal bayarannya
Bantuan tenaga kerja tambahan kadang diperlukan, misalnya bantuan membersihkan apartemen ketika pindah ke apartemen lain. Sebelum pindah, kita harus diinspeksi oleh landlord untuk memastikan bahwa apartemen yang kita tinggal masih dalam keadaan baik, bersih, dan tidak rusak. Inspeksi ini sangat ketat. Bercak minyak sedikit saja di dinding akan dikomplain oleh landlord. Oleh karenanya, kadang terfikir untuk menyewa orang untuk membersihkannya. Namun sayangnya, standar gaji mempekerjakan orang tidak jauh beda dengan standar gaji kita sendiri, haha. Penghitungan gaji dihitung per jam, Sebagai negara sosialis, kesenjangan gaji antar pekerja lulusan SMA dengan lulusan Master tidak terpaut jauh.
Itupun mereka hanya akan bekerja untuk satu jenis jobdesk yang disepakati di awal. Bersyukurlah di Indonesia asisten rumah tangga tersedia melimpah dan digaji relatif murah, dipekerjakan 7 hari 24 jam, dengan jobdesk tanpa batas sesuai keinginan majikan. Antara patut bersyukur atau tidak tega melihat profesi asisten rumah tangga yang tidak dihargai tinggi…..
- 11. Siang yang panjang saat summer dan malam yang panjang saat winter
Di ujung dunia, seperti di Luleå, lama waktu siang hari sangat bervariasi sepanjang tahun. Ketika summer, langit selalu terang hampir 24 jam. Dan ketika winter, langit hampir tidak pernah terang. Bulan puasa kemarin, jika mengikuti penghitungan apps waktu sholat, lama puasanya sekitar 21-23 jam sehari. Di musim dingin seperti sekarang ini, jam 6 baru subuh dan jam 1 siang sudah maghrib.
Cukup ekstrim ya… sebagai hiburannya, jika kamu beruntung kamu bisa melihat aurora dengan mudah, semudah membuka jendela apartemenmu….
Sebuah panorama aurora di Luleå.
Sumber gambar: https://www.theaurorazone.com/destinations/northern-lights-holidays-to-sweden/lulea
Mengetahui tantangan yang ada dari sebuah rencana mungkin akan mengikis tekad atau menurunkan semangat. Namun hanya orang yang mau memahami dan mempersiapkan diri/hati untuk menghadapinyalah yang akan berhasil. Dengan artikel ini saya mengajakmu untuk lebih realistis. Apakah kamu siap dengan tantangan-tantangan semacan ini. Pilihlah impian yang kamu benar-benar yakin mampu mengejarnya.
Dalam mengambil keputusan, menurut saya, ada dua orientasi yang dapat dijadikan dasar: 1. Mendapatkan sesuatu (gain); dan 2. Menghindari sesuatu (prevent).
Karena setiap pilihan pasti memiliki sisi baik dan buruk maka jika ingin mendapatkan sesuatu (gain something) kemungkinan tidak akan leluasa memilih resiko yang akan diterima. Sebaliknya, jika ingin menghindari sesuatu (prevent something) maka kemungkinan tidak akan leluasa memilih sesuatu yang akan didapatkan. Fokuslah! Pilihlah orientasi mana yang kamu prioritaskan, kemudian ikhlaslah menerima selainnya.
Lalu apakah Swedia adalah tempat yang (ter)baik untuk belajar dan berkarir? Menurut saya jadi apapun dan di manapun kamu berkarya, itu adalah yang terbaik selama kamu mampu bersyukur. Bagi orang yang bersyukur dan fokus, tidak ada kisah sedih, yang ada adalah kisah perjuangan. Karena dia tahu apa yang sedang dia tuju, karena dia tahu apa yang sedang dia kerjakan. Pahit getir perjuangan hanyalah bunga dan ilalang kecil di tengah perjalanan yang harus dia tempuh demi mencapai tempat tujuan yang dia idam-idamkan.
Akhir kata, serial artikel ini ditulis hanya sekedar untuk berbagi cerita sebagai salah satu referensi perjalanan kehidupan. Tidaklah semua orang harus mengejar mimpi yang sama. Milikilah impian yang benar-benar kamu inginkan, yang benar-benar milik kamu. Bukan impian orang lain yang kamu duplikasi karena menginspirasimu. Impian itu authentic, unique dan special. Inspirasi itu bahan bakar semangat, bukan penggerak layar pengarah kayuh kehidupanmu…. Semoga tidak menginspirasi (in a bad way).
Mvh,
Hanya remahan biji wijen yang sedang dalam perjalanan menuju permukaan onde-onde… \(^o^)/
Anandika
Penulis Reguler PPISwedia.se
Doctoral Student
Operation and Maintenance Division
Avdelningen för Drift, Underhåll och Akustik
Luleå Tekniska Universitet
Kontak saya di sini.
Artikel saya yang lain:
Potensi kontribusi alumni Swedia bagi Indonesia
Menyoal ranking universitas di Swedia, pentingkah untuk karirmu?