Rhama Aditya Putra
Gambar 1 Salah satu dari beberapa kantor Epiroc di kota Örebro (sumber: dokumentasi pribadi)
Ini blog ketiga saya di PPI Swedia, juga menyambut kembali masa perkuliahan di Swedia. Bagi saya ini adalah tahun kedua atau tahun terakhir yang mungkin akan berjalan begitu cepat sampai graduation nanti. Di dua blog sebelumnya, saya selalu fokus tentang bagaimana kuliah dan tinggal di Swedia bersama keluarga terutama yang mempunyai anak kecil/bayi. Tapi sekarang saya mau menceritakan pengalaman saya selama summer internship di salah satu perusahaan di Swedia.
Di Swedia, selama summer akan banyak lowongan untuk sommarjobb atau summer intern karena sebagian besar karyawan di Swedia akan mengambil cuti panjang (3-4 minggu) selama liburan musim panas. Kenapa? Karena menurut mereka hanya itu musim yang mereka bisa nikmati, bisa berjemur di taman, ke pantai atau berkumpul bersama keluarga besar di summerhouse mereka. Untuk sommarjobb ini kebanyakan untuk menggantikan mereka yang akan cuti panjang dan lebih untuk pekerjaan yang operasional yang bisa digantikan dengan training yang singkat, misalnya untuk pekerjaan di gudang, administratif kantor, IT, kebersihan, memanen buah dll. Dan sebagian besar juga harus bisa berbahasa Swedia. Sedangkan untuk summer intern ini cenderung lebih ke project bukan day to day work yang bisa bersifat investigasi, analisa, rekomendasi dan improvement. Standar lah seperti dulu kita magang waktu S1 dulu, tapi yang pasti lebih harus mandiri dan ekspektasi dari perusahaannya juga akan beda. Saya sendiri tidak menetapkan mau yang mana, yang penting saya bisa belajar, bekerja dengan orang lain dan mendapatkan kompensasi. Setelah kurang lebih 12 tahun bekerja sebelum kembali ke bangku kuliah, pasti ada terbersit keinginan bisa cari uang lagi untuk menambal biaya tambahan yang harus dikeluarkan kalau membawa keluarga disini.
Singkat cerita, saya mulai mencari dan apply setiap sommarjobb dan summer internship dari bulan November 2019. Mulailah bergerilya lebih awal walaupun belum akan banyak lowongan yang di posting di bulan tersebut apalagi menjelang libur Natal dan Tahun baru, dan lowongan nya akan mulai menjamur di bulan Januari-Maret 2020. Temen-temen bisa cek di LinkedIn atau langsung ke website masing-masing perusahaan. Biasanya mereka menyediakan satu spot khusus untuk lowongan summer intern dan master thesis. Atau juga bisa mencoba beberapa website khusus untuk mencari pekerjaan seperti yang ada di link ini atau biasanya kampus di Swedia juga punya career website masing-masing untuk membantu setiap mahasiswanya mendapatkan informasi pekerjaan. Intinya diversifikasi setiap website atau situs pencari kerja dan apply sebanyak mungkin yang kita bisa.
Selama November saya cuma apply lima perusahaan saja karena belum banyak yang membuka lowongan, dan di sisi lain saya juga mencoba cara lain yaitu menggunakan networking selama saya bekerja sebelumnya. Saya mencoba kontak atasan saya sebelumnya untuk bisa dihubungkan dengan dua perusahaan besar di Swedia (Sandvik dan Epiroc). Kalau dari preference, saya lebih memilih Sandvik karena jarak kota Svedala dengan Lund hanya 45 menit dengan kereta dan ada beberapa mahasiswa senior jurusan yang sama dengan saya juga mendapat kesempatan Master thesis disana. Sedangkan, Epiroc lokasinya di Örebro, 5 jam perjalanan dari Lund dan saya harus memboyong keluarga ke tempat baru dan harus punya housing baru juga. Tapi takdir berkata lain, ternyata Epiroc mem-follow up semuanya lebih cepat, dalam 1 minggu sudah dijadwalkan interview dan offering 1 bulan kemudian. Seperti mudah? Bisa ya bisa tidak, semuanya ada proses yang harus dilewati, termasuk bekerja selama lebih dari 10 tahun juga menjadi bagian dari proses. Sedangkan saya selama bekerja belum pernah bertatap muka dengan seorang pun dari perusahaan tersebut kecuali dengan satu orang yang sebelumnya bekerja di perusahaan yang sama dengan saya, kemudian bekerja di Epiroc dan akhirnya kembali ke perusahaan yang lama. Tips lain untuk mendapatkan networking disini adalah ketika ada dosen tamu, kita bisa ngobrol kalau pas break. Di Swedia, hampir semua course ada dosen tamu dari perusahaan, bisa 3-4 sesi, dan kebanyakan adalah perusahaan yang sudah punya nama besar. Tapi dengan kelas online memang agak mempersulit kesempatan untuk bisa tukar pikiran atau sekedar bertanya.
Kembali ke proses interview, ini lebih sekedar diskusi saja, lebih ke pengenalan tentang pengalaman saya sebelumnya, dan interviewer akan sangat fokus tentang pengalaman kerja (sebelum supervisor cuti dia sempat bilang kalau dia lebih memilih meng-hire mahasiswa yang sudah punya pengalaman kerja karena faktor kesibukan yang membuat dia akan sulit menjawab setiap pertanyaan dan keterbatasan waktu kalau harus mendampingi summer intern setiap waktu). Interviewer juga mau mendengarkan apa yang saya khawatirkan tentang housing. Seperti yang sering dibahas, mencari housing di Swedia ini susah susah gampang, apalagi dengan periode yang pendek dan jarak lokasi yang jauh yang sulit untuk memungkinkan bisa survey lokasi. Saya masih ingat kata-kata interviewer saya waktu itu ”tenang Rhama, kita pasti akan coba bantu”. Doa dan target saya sebelumnya untuk mendapat kepastian summer internship sebelum libur Natal dan Tahun Baru akhirnya terwujud, jadi kami bisa liburan dengan tenang. Dan paling penting saya sudah bisa membuat rencana untuk pulang ke Indonesia setelah 2 bulan internship, walaupun akhirnya kami batalkan karena pandemi ini dan proses karantina yang memakan waktu. Untuk offering baru saya dapatkan di akhir Januari 2020, selain salary, saya juga mendapat reimbursement tiket pulang pergi dari Lund-Örebro dan free housing selama 2 bulan disana.
Sekarang saya akan bahas bagian utamanya, pengalaman selama internship di Epiroc. Saya mendapat assignment untuk investigasi, analisa dan memberikan rekomendasi mengenai order management process. Bagian paling pertama dari proses supply chain adalah order entry, dimana pesanan dari customer masuk ke sistem dari berbagai channel. Tantangannya, Epiroc beroperasi di banyak negara (mereka menyebutnya Customer Center), dan ERP system yang digunakan juga bervariasi. Sebagian besar mereka menggunakan BPCS, dan sebagian kecil SAP dan Scala, sedangkan Distribution centers dan factories (production companies) sudah menggunakan Infor M3. Selain itu ada banyak sistem lain yang mereka gunakan untuk replenishment stock seperti GIM (produk Synchron) dan masih banyak lagi yang lain. Semua ini sedang tahap peleburan menjadi satu ke dalam M3. Tantangannya adalah saya harus menganalisa proses tadi di setiap ERP system yang berbeda tanpa saya punya akses untuk setiap aplikasi tersebut. Seperti kurang masuk akal, tapi namanya pekerjaan tetap harus dijalani. Saya diberikan kontak ke 4 negara yang akan dijadikan sampel untuk project ini, yaitu Spanyol, Turki, China dan India. Saya tidak akan cerita detail mengenai proses nya, tapi saya belajar disini setiap karyawan (level apapun) mau membantu kita sekalipun kita cuma summer intern. Mereka membantu saya dan menjawab setiap pertanyaan (mungkin bisa jadi 15 lembar pertanyaan per orang jika dikumpulkan jadi satu) melalui email atau phone/video conference. Karena satu-satunya cara saya untuk bisa menganalisa suatu masalah adalah dengan mengumpulkan semua data. Di sini tidak ada hirarki yang mutlak vertikal seperti di negara Asia, tetapi lebih ke horisontal. Tidak ada kontak atau komunikasi yang spesial antara blue collar dengan white collar karena semuanya naturally informal. Demikian juga dengan pakaian, saya sering melihat karyawan yang hanya menggunakan celana pendek. Apalagi kaos, itu sudah hal yang sangat lumrah disini. Mereka lebih mementingkan result delivery daripada presence (kehadiran selama 8 jam kerja) apalagi penampilan.
Gambar 2 Laptop dan ID, dua perlengkapan kantor yang diperlukan untuk akses dan bekerja (sumber: dokumentasi pribadi)
Karyawan disini yang sebelumnya di office sebagian besar bekerja dari rumah karena kebijakan terkait corona untuk karyawan yang bisa bekerja dari rumah direkomendasikan work from home. Sedangkan manager ke atas, saya selalu melihat mereka tiap hari. Jadi saya jarang bertemu dengan rekan satu departemen kecuali dengan supervisor. Setiap hari dijadwalkan ada daily check in dengan supervisor untuk bisa share progress dan mendapatkan saran masukan, walaupun kenyataan nya mungkin cuma seminggu 2x kita baru bisa diskusi karena kesibukan supervisor. Jadi saya disini benar-benar dilepas untuk melakukan semuanya sendiri tanpa banyak supervisi dari atasan. Dengan bantuan semua team di negara-negara di atas, saya bisa menyelesaikan analisa dan rekomendasi dan merangkumnya ke dalam materi presentasi dalam waktu 3.5 minggu atau lebih awal 1 bulan lebih dari waktu yang diberikan. Jadi akhirnya supervisor harus mencari project lain yang bisa diberikan kepada saya, terlebih di bulan Juli supervisor akan mengambil cuti 4 minggu. Akhirnya saya mendapatkan assignment baru masih terkait sebelumnya tapi lebih spesifik ke service order (future dated order) dan bagaimana meng-handle-nya di ERP system dengan perubahan kebijakan menjadi zero airfreight. Dan saya hanya diberikan brief 10 menit dan email yang isinya adalah daftar kontak di Epiroc China, US dan Australia yang harus dan atau perlu di kontak untuk mendapatkan informasi lebih detail. Sebenarnya ini adalah bagian dari project supervisor saya sekembalinya cuti, tapi berhubung ada saya sebagai additional resource, diberikannya lah ke saya.
Disini saya dan supervisor selalu menyediakan waktu makan siang bersama di luar satu kali dalam seminggu untuk setidaknya membahas hal-hal di luar pekerjaan. Saya juga sering menceritakan dan mengenalkan tentang Indonesia karena dia lama tinggal di China (study exchange dan pekerjaan) tapi belum berkesempatan singgah di Indonesia. Saya minta tolong istri untuk memasak rendang, menyiapkan sambal cabe hijau nya dan juga saya membeli ketimun buat pelengkap dan ternyata enak sekali menurut dia. Terakhir, di presentasi akhir bulan Agustus, saya menyediakan makanan khas Indonesia lain seperti lemper dan bubur kacang hijau, mumpung team bisa kumpul di satu tempat walaupun hanya sebagian kecil. Setidaknya saya bisa mengenalkan budaya Indonesia, selain melalui batik yang saya pakai dan juga melalui makanan tradisional Indonesia.
Gambar 3 Souvenir gift dari perusahaan yang diberikan waktu FIKA farewell saya (sumber: dokumentasi pribadi)
Merangkum cerita di atas, ada empat (4) poin utama ketika mencari pekerjaan/internship di liburan musim panas: apply lebih awal dan sebanyak-banyaknya, diversifikasi website/situs pencari kerja, networking, dan fokus pada pengalaman kerja kita selama interview. Saya tambahkan juga tentang curriculum vitae dan application letter perlu disesuaikan. Dari beberapa saran di internet, ini juga sangat direkomendasikan merubah dari Indonesian style menjadi Swedish style dan juga tetap mengupdate akun LinkedIn teman-teman. Mendapat summer internship selain membuat kita lebih mengenal budaya kerja di Swedia, juga memungkinkan kita mendapat akses untuk master thesis atau bahkan kita bisa di rekrut selepas lulus kuliah. Tapi tidak mendapat summer internship/job juga bukanlah akhir segalanya, kita juga bisa menikmati liburan 2.5-3 bulan setelah kuliah yang sangat menyita waktu dan tenaga. Refreshing sangat direkomendasikan, bisa dalam bentuk pulang ke Indonesia bertemu keluarga, jalan-jalan dengan teman-teman di sekitar Swedia atau bahkan bisa ke negara-negara tetangga sambil tetap memperhatikan setiap travel advice dan warning dari setiap negara yang akan kita kunjungi terkait pandemi sekarang ini. Bisa dibaca juga artikel dari teman-teman lain untuk mengisi liburan musim panas yang juga tak kalah menarik di bawah ini.
Good luck buat teman-teman mahasiswa baru, semoga bisa beradaptasi dengan cepat baik dari cuaca, teman kuliah, online class, dan tugas kelompok yang bejibun ala Swedish Universities. Tetap semangat juga buat temen-temen tahun kedua yang nantinya sudah harus mengerjakan thesis atau setidaknya mulai memikirkan topik dan lokasi mencari data. Good luck juga untuk gerilya-nya untuk mencari perusahaan yang menyediakan posisi dan slot master thesis untuk mahasiswa. Sampai ketemu di blog saya selanjutnya.
Rhama Aditya Putra
MSc. Candidate of Logistics and Supply Chain Management
Lund University
Editor: Mochamad Sunaryadi