1. Pendaftaran
Hej semua! tak terasa sudah lebih dari 1 tahun kita hidup berdampingan dengan Covid-19. Kegiatan sehari-hari harus dijalankan dengan berbeda, contohnya kuliah yang sekarang dilakukan secara online. Bagi saya yang baru mulai kuliah pada Autumn 2020, cukup sulit untuk menyesuaikan dengan hal-hal baru. Dari mendaftar kuliah, mengurus residence permit, keberangkatan dan lain-lain. Banyak hal yang berubah karena pandemi.
Tak banyak memang yang memilih untuk kuliah S1 di luar negeri, apalagi ke negara yang jauh nan dingin ini. Saat saya bilang mau kuliah di Swedia, kebanyakan muncul pertanyaan “jadi nanti kuliahnya bahasa Swedia, dong?” Padahal, banyak jurusan untuk S1 yang berbahasa Inggris di Swedia, tinggal atur mesin pencariannya menjadi bahasa Inggris di website berikut: https://www.universityadmissions.se/intl/start
Swedia adalah salah satu negara yang proses administrasinya mudah diikuti. Banyak langkah-langkah dan peraturan-peraturan yang harus diperhatikan dengan detail. Namun, selama rajin membaca dan cari-cari informasi, lama-kelamaan jadi mudah dan terbiasa dengan hal tersebut. Untuk informasi tentang pendaftaran kuliah S1 sendiri bisa dilihat di halaman-halaman University Admission yang sudah saya rangkum ini:
Instruksi step-by-step: https://www.universityadmissions.se/en/apply-to-bachelors/
Persyaratan umum: https://www.universityadmissions.se/en/entry-requirements/bachelors-requirements/
Dokumen-dokumen umum yang dibutuhkan: https://www.universityadmissions.se/en/apply-to-bachelors/provide-application-documents-bachelors/required-documents/
Persyaratan level bahasa Inggris yang diminta secara umum bisa berupa IELTS, TOEFL, atau English Placement Test lainnya: https://www.universityadmissions.se/en/entry-requirements/english-language-requirements/
Karena informasi di laman ini adalah persyaratan umum, sangat disarankan bagi teman-teman untuk cek juga persyaratan bahasa Inggris di masing-masing jurusan dan kampus, karena bisa saja berbeda.
Untuk melihat penyetaraan sistem penilaian kurikulum di Indonesia dan Swedia, bisa dilihat di website ini: https://bedomningshandboken.uhr.se/utlandska-gymnasiala/alla-lander/indonesien/
Saya akan coba beri contoh untuk melihat penyetaraan sistem kurikulum ini. Misalnya untuk program kuliah saya yaitu Molecular Biodesign di University of Skövde.
Di halaman tersebut, ditulis persyaratan programnya adalah Matematika level 2a/2b/2c dan ilmu sains level 2.
Ketika SMA saya mengambil jurusan IPA. Oleh karena itu, saya sudah memenuhi persyaratan level matematika untuk jurusan ini, karena menurut informasi penyetaraan, level kurikulum matematika di Indonesia disetarakan seperti level 3c di Swedia. Begitu juga untuk ilmu sains, level kurikulum ilmu sains di Indonesia adalah level 2 di Swedia, yang berarti levelnya sudah memenuhi persyaratan untuk mendaftar kuliah S1 jurusan Molecular Biodesign. Ini hanyalah satu persyaratan saja yang harus dilengkapi ketika proses seleksi. Jika sudah memenuhi persyaratan level untuk mata pelajaran tersebut, kita bisa lanjut ke langkah berikutnya yaitu diseleksi oleh tim University Admissions. Masih banyak juga jurusan-jurusan lain dengan persyaratan yang berbeda-beda. Untuk lebih lengkapnya, silahkan di cek di beberapa website yang sudah saya cantumkan di atas. Jangan lupa untuk selalu cek secara reguler karena informasi bisa berubah sewaktu-waktu. Selamat mencari!
Secara keseluruhan, proses pendaftaran kuliah S1 untuk tahun 2020 masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya.Calon mahasiswa diperbolehkan untuk daftar maksimal ke delapan program. Selain itu timeline pendaftaran juga masih sama untuk autumn dan spring semester. Banyak webinar yang diselenggarakan baik oleh kampus ataupun PPI Swedia selama periode pendaftaran.
2.Pengalaman membuat ijin tinggal (residence permit) di kala pandemi
Selanjutnya, saya akan bahas tentang proses pembuatan residence permit dikarenakan dampak pandemi lebih terasa. Untuk membuat residence permit untuk pelajar bisa dilihat di website ini: https://www.migrationsverket.se/English/Private-individuals/Studying-and-researching-in-Sweden.html
Dampak pertama yang dirasakan adalah jam kunjungan ke Kedutaan Besar Swedia di Jakarta dikurangi sehingga kita harus booking waktu untuk interview, biometrik dan fingerprint jauh lebih awal supaya kita juga bisa berangkat tepat waktu. Perlu dicatat kalau setiap kasus berbeda-beda, tidak selalu kita harus melewati tahap interview, melainkan cukup record fingerprint dan biometrik saja.
Dari pengalaman saya, kira-kira jarak waktu dari interview dan fingerprint serta biometrik ke decision kurang lebih adalah 4 minggu. Lalu, jarak waktu dari decision ke datangnya kartu adalah 4 minggu juga. Saat itu, saya dapat jadwal biometrik dan fingerprint tanggal 1 Juli 2020. Namun, karena pihak Swedish Migration Agency meminta jadwal untuk interview, maka saya harus merubah jadwal biometrik dan fingerprint menjadi tanggal 8 Juli 2020. Singkat cerita, karena perhitungan waktu yang kurang tepat, residence permit belum sampai di tangan saya saat autumn semester 2020 sudah dimulai. Hal ini mengakibatkan saya tidak bisa mengikuti introduction week dari kampus yang ditujukan untuk para murid-murid internasional.
Stres, bingung, panik? Pasti. Ketika mengetahui bahwa saya tidak bisa ikut introduction week secara fisik di kampus, saya bingung harus bagaimana supaya tidak ketinggalan informasi-informasi penting dan juga mencari cara supaya bisa secure posisi dan housing saya sebagai mahasiswa di University of Skövde. Saya bersyukur bahwa pihak kampus itu baik sekali dan juga fleksibel. Mereka sangat mengerti kondisi calon-calon mahasiswa dari berbagai penjuru dunia yang proses mengurus ijin tinggal dan keberangkatannya terhambat karena pandemi.
Gambar 1. University of Skövde gedung G. Sumber dokumentasi pribadi.
Para calon mahasiswa diberi waktu untuk berangkat ke Swedia sampai tanggal 14 September 2020. Mereka juga memperpanjang layanan-layanan yang biasanya hanya tersedia dalam durasi singkat pada tanggal ketibaan seperti layanan penjemputan dari bandara ke kampus dan/atau student housing. Selain itu, mereka juga merekam presentasi-presentasi dari introduction week. Bahkan, mereka juga membuat Zoom sessions bagi kami yang belum bisa tiba di Swedia tepat waktu. Sebagian besar calon mahasiswa University of Skövde ternyata sama nasibnya seperti saya, bahkan banyak juga yang belum mendapat keputusan dari Swedish Migration Agency.
Pihak kampus dan para dosen sangat membantu dari saat kita masih menunggu kepastian dari Swedish Migration Agency sampai tiba di kampus. Mahasiswa yang terlambat diwajibkan untuk bertemu programme coordinator untuk mendapatkan penjelasan mengenai hal-hal yang terlewat saat introduction week. Para dosen juga dengan senang hati fill-in untuk murid-murid yang tidak bisa hadir di pelajaran di kampus. Memang di awal autumn semester, masih ada kelas yang diadakan di kampus, terutama untuk para mahasiswa first-year. Tentunya kelas fisiknya menerapkan protokol kesehatan seperti contohnya tempat duduk yang diatur dengan jarak tertentu.
Untuk persoalan secure posisi sebagai mahasiswa, kita sebagai mahasiswa S1 bisa registrasi mata kuliah kita dari Student Portal secara daring. Sedangkan untuk mahasiswa-mahasiswa S2, harus registrasi secara fisik di kantor administrasi kampus. Untuk student housing juga sama, kita harus bisa mengkonfirmasi kedatangan sebelum tanggal 14 September. Kita juga dibolehkan untuk tidak membayar uang sewa dulu selama belum ada keputusan ijin tinggal dari Swedish Migration Agency. Intinya adalah, selama semuanya dikomunikasikan dengan baik, pasti ketemu titik tengah yang menguntungkan semua pihak.
Gambar 2. Set up tempat ujian online. Sumber dokumentasi pribadi.
3.Serba-serbi jurusan Molecular Biodesign di University of Skövde
Fokus dari jurusan ini adalah molecular biology dan biotechnology. Di tahun pertama, mata kuliah yang diajarkan bersifat mata kuliah dasar seperti biologi dan kimia dasar, dengan tujuan agar semua mahasiswa terbekali dengan ilmu yang sama meskipun latar belakang mereka berbeda. Gambar 4 dan Gambar 5 adalah contoh visual kuliah online selama semester pertama. Sedangkan di semester akhir nanti, para mahasiswa akan melakukan thesis project dengan beban sebesar 60 credits.
Selain memaksimalkan waktu untuk belajar, sebagai mahasiswa kita juga harus belajar melepas stres. Di Swedia, banyak kegiatan yang bisa kita lakukan di alam bebas, salah satu contohnya adalah seperti yang ditulis oleh Artika Farmita di blog PPI Swedia tentang Allemansträtten.
Belajar bahasa Swedia juga penting, toh kita bakal tinggal di Swedia setidaknya selama beberapa bulan. Walaupun kebanyakan orang disini bisa berbahasa Inggris, tetapi beberapa kegiatan atau informasi umum ditulis dalam bahasa Swedia, misalnya layanan-layanan self-service. Tips-tips untuk menguasai bahasa Swedia selama belajar bisa dibaca di blog yang ditulis oleh Eugenia Inez tentang seberapa pentingnya menguasai bahasa Swedia.
Sekian cerita saya tentang mendaftar kuliah S1 di Swedia di masa pandemi. Pengalaman tentang kuliah Bachelor di Swedia juga pernah ditulis di blog PPI Swedia oleh Victoria Muliadi yang saat ini masih terdaftar sebagai mahasiswa di Karolinska Institutet. Jangan lupa selalu gali informasi sebanyak-banyaknya. Selain dengan membaca dari website, bisa juga dengan ikut webinar yang kerap diadakan kampus-kampus ataupun PPI Swedia. Saya doakan rencana studi teman-teman bisa terwujud ya!
Devi Anasava
Molecular Biodesign
University of Skövde
Editor: Annusyirvan Ahmad Fathoni