Dihitung dari jumlah unicorn start-ups, Indonesia boleh berbangga karena memiliki 4 start ups besar di antara 10 unicorn start-ups se-Asia Tenggara. Gojek, Tokopedia, Traveloka dan Bukalapak merepresentasikan atmosfer ekosistem start-up di Indonesia yang semakin ”start-up friendly” dari waktu ke waktu.
Berbicara tentang start-up, Swedia dikenal sebagai negara penghasil unicorn start-ups. Beberapa start-ups Swedia yang sering kita dengar adalah: Spotify, Skype, Klarna, Mojang, Minecraft, dan Candy Crush Saga. Kalo kamu pernah pakai yang mana?
Stockholm, sebagai ibukota Swedia, adalah kota asal lebih dari 20.000 start-ups. Belum lagi dengan kota-kota lain. Swedia memiliki infrastruktur dan ekosistem yang mendukung pertumbuhan bisnis baru, salah satu diantaranya adalah infrastruktur internet. Swedia memiliki kecepatan internet rata-rata terbaik kedua setelah Korea Selatan (data 2015 – Indonesia = rank 77 ) dengan 94.8% warganya terkoneksi internet (Indonesia= 39.7%). Mungkin, selain suhu udara yang dingin, dukungan infrastruktur dan ekosistem bisnis yang baik inilah yang salah satu alasan mengapa Facebook pun membangun data centernya di Luleå, kurang dari satu kilometer dari kampus LTU.
Di Swedia, kamu juga akan menemukan banyak kesempatan belajar dan memenangkan grant untuk ide-ide bisnismu. Beberapa support yang bisa kamu manfaatkan antara lain: ALMI – dana pinjaman untuk bisnis, Vinnova (orang akademik famililar dengan ini) menyediakan berbagai grant untuk beragam tema, Tillväxtverket, Industrifonden, Venture cup – kompetisi business plan tahunan, Thehub, Validator, dll. Selain itu, Swedia juga memiliki business angels yang menanti-nanti ide bisnismu, diantaranya: Connect, Coach&Capital, Framtidslyftet, Seedfundlt, dan masih banyak lagi. Jika kamu sekolah di sini, setelah lulus kuliah kamu juga bisa langsung bekerja di perusahaanmu sendiri di sini, caranya bisa dimulai dengan memenangkan grant yang bisa kamu baca di link-link tersebut.
Untuk kalangan akademik, beberapa universitas di Swedia biasanya memiliki organisasi yang bertugas khusus untuk mengembangkan ide-ide kreatif dari akademisi kampus untuk dibimbing hingga bertransformasi menjadi perusahaan mandiri. Di LTU, ada Arctic business incubator; di Lund ada Lund university innovation system; di Chalmers ada Chalmers innovation; di KTH ada KTH innovation; dll. Pusat-pusat inkubasi bisnis ini secara aktif mencari dan “jemput bola” terhadap ide-ide segar yang biasanya muncul dari aktivitas akademik dan riset komunitas peneliti dan akademisi kampus. Konsultasi privat hingga workshop rutin selalu ditawarkan untuk para civitas akademik di kampus terkait. Noviyanti pernah share pengalamannya mengikuti workshop sejenis di artikel sebelumnya (”Bikin Start-Up Company sambil Kuliah di Swedia? Bisa banget!”).
Satu hal lagi yang menarik, di Swedia jika kamu berstatus sebagai karyawan, ada satu benefit yang bisa kamu manfaatkan. Lagi-lagi ini tentang cuti kerja. Di sini, kamu berhak mengajukan cuti selama maksimal 6 bulan untuk ”mencoba” memulai bisnismu tanpa ada ancaman diberhentikan dari pekerjaan. Setelah masa cuti, jika kamu ingin kembali bekerja lagi di perusahaan yang lama kamu akan bekerja di posisi yang sama dengan sebelumnya. Benefit unik semacam ini hanya bisa kamu dapatkan di Swedia, karena tidak ada negara lain yang menawarkan benefit serupa. Dengan kesempatan cuti ini, kita bisa terhindar dari resiko mengambil keputusan berhenti bekerja demi merintis usaha seperti yang lumrah dihadapi anak muda di Indonesia yang punya semangat menggebu-gebu mencoba mengeksekusi ide-ide bisnisnya.
Swedia memiliki puluhan universitas kelas dunia yang menghasilkan talenta berkualitas untuk meningkatkan pencapaian start-ups. Dengan jumlah populasi kurang dari 10 juta orang, dari sejak pertama kali kamu memulai bisnis, kamu sudah dituntut untuk memikirkan pengembangan pasar internasional karena pasar lokal yang terbatas. Di satu sisi hal ini merupakan tantangan, namun di sisi lain tantangan ini menjadi jalan bagi bisnismu untuk sesegera mungkin siap menjadi pemain multinasional.
Jadi buat kamu yang punya semangat entrepreneurial yang tinggi, atau sudah punya ide-ide start-up menarik atau ingin belajar tentang entrepreneurship maka Swedia adalah salah satu negara yang tepat untuk merealisasikan impian-impianmu.
Mvh,
Anandika
Penulis Reguler PPISwedia.se
Doctoral Student
Operation and Maintenance Division
Avdelningen för Drift, Underhåll och Akustik
Luleå Tekniska Universitet
Kontak saya di sini – linkedin atau di sini – Quora.
Artikel saya yang lain:
Potensi kontribusi alumni Swedia bagi Indonesia
Menyoal ranking universitas di Swedia, pentingkah untuk karirmu?
Beragam Keuntungan Kuliah S3 di Swedia
Temukan kesempatan S3-mu di Swedia, di sini!
1 thought on “Swedia, Penghasil Start-ups Kelas Dunia”